Anak ketiga Danghyang Tanuhun, bernama Mpu Ghana. Dia yang membangun pasraman di Dasar Gelgel, Klungkung. Mpu Ghana datang ke Bali pada tahun Isaka 922 atau tahun Masehi 1000.
Anak keempat yakni, Ida Empu Kuturan atau Mpu Rajakretha. Dia datang di Bali tahun Isaka 923 atau tahun Masehi 1001. Di Bali dia membangun pasraman di Silayukti, Teluk Padang atau Padangbai, Karangasem.
Sedangkan anak terakhir atau bungsu dari Danghyang Tanuhun, bernama Ida Mpu Bharadah atau Mpu Pradah. Dia menjadi pendeta kerajaan Prabu Airlangga di Kediri, Daha, Jawa Timur. Mpu Pradah berdiam di Lemah Tulis, Pajarakan, sekitar tahun 1000 Masehi.
Mpu Pradah mempunyai putra Iaki-laki bernama Mpu Bahula. Seperti namanya, Bahula yang berarti utama, kepandaian dan kesaktian Mpu Bahula sama dengan ayahnya Mpu Pradah.
Mpu Bahula mempersunting janda seorang putri dari Rangdeng Jirah (Girah) yang bernama Ni Dyah Ratna Manggali. Kisah cinta keduanya terkenal dalam cerita 'Calonarang'.
Dari perkawinannya dengan Ni Dyah Ratna Manggali, Mpu Bahula memiliki anak Iaki-laki bernama Mpu Tantular, yang sangat pandai di dalam berbagai ilmu filsafat.
Dalam hal kependetaan, Mpu Tantular tidak seperti ayahnya. Tapi soal keutamaan, sama keutamaannya dengan Mpu Bahula.
Mpu Tantular, orang yang menyusun Kakawin Sutasoma (Kitab Sutasoma) yang sangat terkenal di jagat Nusantara hingga saat ini.
Kakawin Sutasoma di dalamnya memuat 'Bhinneka Tunggal lka' yang menjadi semboyan negara Indonesia.
Atas keutamaannya itu, Mpu Tantular bergelar atau mendapat gelar Danghyang Angsokanata. Mpu Tantular berada di Bali kisaran sejaman dengan pemerintahan raja Bali, Sri Haji Wungsu pada tahun 1049 Masehi.
BACA JUGA:Terlihat Mirip Namun Berbeda! Begini Penjelasan Tentang Sejarah Huruf Thailand dan Aksara Jawa
Mpu Tantular atau Danghyang Angsokanata mempunyai empat putra. Pertama bernama Mpu Danghyang Panawasikan dan kedua Mpu Bekung atau Danghyang Siddhimantra.
Lalu anak ketiga bernama Mpu Danghyang Smaranatha dan keempat bernama Mpu Danghyang Soma Kapakisan.
Danghyang Siddhimantra memiliki kesaktian luar biasa bagaikan jelmaan Dewa Brahma. Dia juga sangat berwibawa.
Namun demikian, dia tidak seperti kakak dan adik-adiknya yang memiliki anak. Nama Mpu Bekung pun disematkan pada dirinya karena tidak bisa mempunyai putra.