RADAR TEGAL - Sebuah lokasi di salah satu sudut Kota Tegal, menjadi momok menakutkan bagi pengantin yang baru melangsungkan pernikahan. Konon, mereka akan mengalami celaka jika nekat melewati jalan tersebut.
Hal itu, menyusul adanya sumpah serapah Nyai Ronggeng setelah merasa kecewa terkena PHP pangeran dari salah satu kerajaan di Pulau Jawa ini. Mitos itu pun terus bergulir di tengah masyarakat saat ini dan tidak sedikit yang mempercayainya.
Nah, berikut ini kami akan sajikan mitos yang ada di sekitar Jalan Dr. Soetomo Kota Tegal. Tulisan ini, kami ambil dari berbagai sumber yang ada saat ini.
1. Kisah Nyai Ronggeng
Menurut salah satu sumber, lokasi antara Jalan Dr. Soetomo hingga pertigaan Kapten Ismail merupakan wilayah kerajaan Martapura dan Martalaya. Di sana terdapatlah salah satu sinden cantik yang bergelar Nyai Ronggeng.
Nama asli sinden cantik yang masyhur di zaman itu adalah Larasati. Setiap tamu kerajaan yang datang, pastinya akan menikmati sajian menarik dari sang sinden.
2. Mitos Pengantin Baru yang Lewat Daerah Nyai Ronggeng Bakal Celaka
Singkat cerita, ada salah satu pangeran yang jatuh hati kepadanya, hingga membuat janji untuk menikah bersama. Sayangnya, ketika hari yang telah ditentukan telah tiba, sang pangeran tidak datang.
Hal itu membuat Nyai Ronggeng malu dan kecewa hingga akhirnya nekat mengakhiri hidupnya sendiri. Sebelum meninggal, dia membuat sumpah serapah yang menyebutkan setiap pengantin baru yang melewati tempatnya akan diganggunya.
Gangguan itu, bisa rusak rumah tangganya, atau bahkan hilangnya nyawa pengantin baru tersebut. Mitos inilah yang berkembang di tengah masyarakat, sehingga bagi mereka yang percaya tidak akan berani melanggarnya.
3. Pengalaman Mistis Warga
Terlepas dari benar atau tidaknya mitos itu, ada salah satu cerita yang pernah dialami salah satu warga yang berprofesi sebagai jurnalis. Bertahun-tahun lalu, dirinya pernah meliput kecelakaan pengantin baru di sekitar lokasi tersebut.
Setelah mendapatkan data dan dokumentasi yang cukup, dia kemudian pergi ke kantor redaksi untuk membuat berita tersebut. Saat itulah dia mengalami pengalaman mistis ketika akan membuat berita tersebut.
Saat menyusun data yang dia peroleh dari lapangan, pikirannya tidak bisa fokus sehingga tidak mampu menyusun berita seperti biasanya. Bahkan, seketika dia merasakan pusing saat akan memulai menulisnya.
Hingga, akhirnya dia memutuskan untuk tidak melanjutkan menulis berita tentang kecelakaan itu.