Aspek magis religius dalam prasasti tercermin dari proses penetapannya yang diawali dengan upacara keagamaan.
Upacara ini melibatkan pemujaan terhadap dewa dan seringkali disertai dengan kutukan (sapata) bagi pelanggaran terhadap isi prasasti.
Kekuatan magis religius ini diyakini sebagai bentuk perlindungan dan pengawet autentisitas isi prasasti.
Prasasti Vs Manuskrip
Prasasti berbeda dengan manuskrip, meskipun keduanya adalah bentuk peninggalan tulisan dari masa lampau.
Manuskrip biasanya ditulis di atas daun lontar atau kertas, dan berisi narasi cerita, rekaman peristiwa, atau instruksi penguasa kepada bawahannya.
Pada manuskrip juga terdapat naskah kesusastraan, seperti kakawin dan kidung, yang memiliki aturan penulisan tertentu.
Kehadiran Prasasti sebagai Sumber Sejarah