RADAR TEGAL - Candi Dadi, begitulah namanya berlokasi di Dusun Mojo, Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung. Tak hanya berupa candi peninggalan sejarah biasa, namun candi satu ini punya asal usul yang konon merupakan sebuah kutukan.
Candi yang berasal dari Tulungagung ini merupakan sebuah peninggalan kerajaan Majapahit tepatnya abad XIV sampai dengan XV. Pembangunan candi ini dilakukan oleh rakyat Majapahit, dan merupakan candi dengan corak Hindu Budha.
Dilokasi ini tak hanya ada candi Dadi saja, melainkan ada candi - candi lainnya seperti candi Buto, Urung, dan gemali. Namun sangat disayangkan, bangunan candi ini tidak terlihat seperti candi pada umumnya,
Melainkan yang tersisa hanyalah gundukan batuan andesit dengn jumlah yang tinggal sedikit saja, menjadikannya terlihat bahwa peninggalan sejak lama.
Lalu adakah kisah dibalik penamaannya? dan apakah benar mitos Candi Dadi Tulungagung konon punya kutukan didalamnya?
Yuk simak terus penjelasannya pada artikel RADAR TEGAL di bawah ini, karena kami akan membahasnya untuk Anda.
BACA JUGA: Mitos dan Larangan Taman Nasional Alas Purwo Kabupaten Banyuwangi: Dipercaya Terdapat Kerajaan Jin
Asal usul penamaan candi Dadi
Candi Dadi merupakan bahasa Jawa yang mana kata "dadi" memiliki makna jadi. Sehingga Candi Dadi ini dikatakan sebagai candi yang telah jadi atau yang paling sempurna.
Konon disalah satu bagian candi ini terdapat sebuah sumuran yang konon punya cerita tersendiri. Sumuran tersebut dikatakan tidak pernah ditemukan air yang menggenang di dalamnya walaupun hujan deras sekalipun.
BACA JUGA: Merinding! Ini 4 Mitos Gunung Arjuno, Salah Satunya Bisa Membuat Lupa Diri
Kutukan dalam candi
Menurut cerita yang berkembang, dahulu dikabarkan ada seorang pangeran yang ingin melamar seorang putri asal Kedungjalin. Putri tersebut konon mau menerima pangeran tersebut, namun dengan satu syarat.