Terlebih, penanganan stunting ini tidak akan pernah mencapai targetnya jika hanya mengandalkan APBD.
“Kalau mengandalkan APBD saya rasa masih kurang, tidak cukup. Kami berharap ada keikhlasan yang berkelanjutan dari teman-teman ASN menyisihkan gajinya setiap bulan untuk disedekahkan ke anak-anak balita stunting dalam bentuk makanan bergizi,” ujar Lia.
BACA JUGA:Demi Stunting, Bupati Tegal Umi Azizah Luncurkan Rames Sa'Ceting
Dia mengaku berperan di garda depan bersama kader kesehatan untuk memantau distribusi makanan tambahan ini selain juga memeriksa tumbuh kembang baduta dengan melakukan pengukuran tinggi atau panjang badan, berat badan, lingkar lengan dan lingkar kepala.
"Balita yang mengalami stunting biasanya karena pola asuh anak yang keliru, jarak kelahiran yang terlalu dekat, kemiskinan, hingga kondisi ibu saat hamil mengalami kekurangan energi kronis," paparnya.
Sementara, Atun Nuren, 36, salah satu penerima manfaat gerakan Rames Saceting asal Desa Slarang Kidul menuturkan, donasi dari ASN itu sangat membantu dirinya.
Makanan tambahan yang diberikan ASN melalui kader posyandu berupa makanan olahan telur dan susu ini sudah sesuai dengan rekomendasi ahli gizi.
“Saya sangat senang karena ini bisa membantu saya dan ibu-ibu lainnya yang sedang galau karena tumbuh kembang anaknya terganggu,” tukasnya. *