RADAR TEGAL - Hingga saat ini banyak yang bertanya-tanya kenapa antara Pulau Jawa dan Bali tidak dibuat jembatan penghubung Jawa-Bali. Padahal jarak antar keduanya yang paling pendek, hanya sekitar 5 kilometer.
Banyak orang yang membanding-bandingkan jembatan penghubung Jawa-Bali, dengan pembuatan Jembatan Suramadu, yang menghubungkan antara Surabaya dengan Madura. Jarak Pulau Jawa dengan Madura kurang lebih 4,35 kilometer.
Padahal jika ada jembatan penghubung Jawa-Bali, akan memudahkan konektivitas kedua pulau. Sehingga jalur ekonomi maupun pergerakan wisatawan lokal maupun mancanegara bisa lebih dinamis melalui jalur darat, selain udara.
Daya tarik Pulau Dewata
Apalagi Pulau Dewata sebagai destinasi tujuan wisata utama di Tanah Air, mempunyai daya tarik dan keindahan tersendiri. Sehingga jika terdapat jembatan penghubung Jawa-Bali akan kian memudahkan wisatawan lokal maupun mancanegara.
BACA JUGA:Keangkeran Fenomena Downwelling di Laut Utara Bali, Hampir 7 Bulan 2 Kapal Karam 61 Korban Meninggal
Saat ini wisatawan yang berangkat dari Pulau Jawa, harus memilih dengan dua moda transportasi. Yakni menggunakan layanan maskapai penerbangan, atau perjalanan darat dan laut menggunakan berbagai angkutan.
Dari sejumlah sumber ternyata banyak alasan mengapa jembatan Jawa-Bali tidak akan pernah terwujud untuk dibangun. Padahal gagasan pembangunannya sudah muncul sejak tahun 1960-an oleh Prof. Sedyatmo dari Institut Teknologi Bandung (ITB), namun ditolak.
Beberapa alasan tersebut utamanya berkaitan dengan mitologi Dahyang Sidhimantra, yang sengaja memutus Pulau Bali dengan Jawa. Mitosnya hal ini untuk menyaring hal-hal negatif dari luar Pulau Bali, supaya menjadi lebih mudah diawasi.
Tiga alasan tidak adanya jembatan penghubung Jawa-Bali
Ada tiga alasan yang berkembang di lingkungan masyarakat Pulau Dewata, terkait pembangunan jembatan penghubung Jawa-Bali akan sulit terealisasi. Masing-masing yakni faktor agama dan budaya, geografis, dan ketentuan Pemerintah Bali.
Masyarakat Bali memang terkenal sangat teguh memegang erat pesan dari leluhurnya hingga saat ini. Masyarakat di Pulau Dewata mempercayai jika Pulau Jawa dan Bali memang sejatinya ditakdirkan untuk terpisah.
Jika Jawa dan Bali terhubung, maka budaya Bali akan rusak. Keyakinan tersebut merupakan sebuah legenda yang sudah diyakini oleh masyarakat Bali yang masih memegang teguh kebudayaan lokal setempat.
Selain perihal keyakinan, masalah kriminalitas juga dikhawatirkan akan meningkat, apabila ada jembatan penghubung Jawa-Bali tersebut. Masyarakat Bali khawatir terhadap meningkatnya kepadatan penduduk.