4. Kampung Idiot, Ponorogo
Rata-rata penduduk yang tinggal di kampung ini mengalami keterbelakangan mental. Menurut Dinas Kesehatan setempat, banyaknya pengidap keterbelakangan mental ini telah terjadi sejak tahun 1970 karena kurangnya gizi dan tingkat kemiskinan yang tinggi di kampung ini.
BACA JUGA:Kampung Unik di Garut Ini Mayoritas Warganya Perempuan, Sulit Menemukan Laki-laki di Sini
5. Kampung Pasir, Madura
Kampung yang sebagian besar dikelilingi oleh pasir ini berada di Kabupaten Sumenep, tepatnya di Desa Legung Timur. Jika pasir di daerah lain digunakan untuk pembuatan konstruksi, maka desa ini punya tradisi untuk memiliki satu ruangan khusus sebagai kasur pasir tempat mereka tidur.
6. Kampung No Smoking, Sulawesi Selatan
Desa Bude Bone memang sudah sejak lama menerapkan larangan merokok, baik untuk warganya maupun siapa saja yang datang ke desa ini. Pada awalnya, larangan ini hanya norma yang tidak tertulis, tetapi dibuat menjadi larangan resmi pada 2003.
7. Kampung Bule, Aceh
Sesuai namanya, kampung ini terdapat banyak bule, tepatnya orang Aceh yang memiliki fisik seperti orang Eropa. Ada dua versi kisah mengenai suku Dayak yang dikenal sebagai bulenya Aceh, baik versi orang Dayak pernah menyelamatkan orang Portugis maupun versi orang Portugis ingin menjajah Aceh hingga tinggal menetap setelah menikah dengan warga setempat.
8. Kampung Korea, Buton
Kampung ini menggunakan aksara yang sama dengan aksara Korea karena adanya pengaruh dari etnis Cia-Cia. Etnis tersebut memang memiliki bahasa daerah yang sangat mirip dengan bahasa Korea sehingga banyak orang menduga bahwa orang Korea pernah berkunjung dan menetap di sana.
9. Kampung Teletubbies, Yogyakarta
Di Dusun Nglepen, Kelurahan Sumberharjo, terdapat perkampungan yang rumah-rumah penduduknya menyerupai rumah Teletubbies. Kompleks rumah domes atau kubah yang tahan gempa dan tahan api tersebut dibangun pasca gempa besar Yogyakarta pada 2006.
10. Kampung Warna-warni, Malang
Kampung wisata Jodipan dulunya merupakan pemukiman yang kumuh, tetapi kini mereka menggunakan penghasilan dari tiket masuk pengunjung untuk biaya mengangkut sampah dan perawatan lingkungan. Sekitar 107 rumah warga dicat dengan 17 warna dan dihias mural berkat inisiatif sejumlah mahasiswa dari UMM.