Pada masa penjajahan Jepang, beras menjadi barang langka, mengakibatkan penduduk Magelang harus mencari alternatif lain untuk makanan pokok.
Akhirnya, singkong atau ketela pohon menjadi pilihan pengganti yang diandalkan.
Di desa Karet, Magelang, tepatnya pada suatu hari, seorang bernama Ali Mohtar memiliki gagasan brilian untuk menciptakan hidangan lezat dari singkong.
Ia mengukus singkong, menghaluskannya dengan gula, dan terciptalah Gethuk Lindri.
Proses penghalusan singkong masih dilakukan secara manual dengan menggunakan lesung pada waktu itu.
Namun, pada tahun 1985, Mbah Ali (julukan untuk Ali Mohtar) berhasil menciptakan mesin penghalus singkong yang memungkinkan produksi Gethuk dalam jumlah besar dan waktu yang lebih singkat.
Setelah ia meninggal, usaha Gethuk ini diteruskan oleh keturunannya dengan penuh dedikasi dan cinta.
Filosofi di Balik Kelezatan