Jika semisal pasien tersebut datang lagi dengan keluhan yang sama atau berbeda, daftar riwayat si pasien yang tertulis akan jadi data penting untuk diagnosa dokter.
Dalam sehari, banyak sekali ada orang yang datang untuk berobat dengan beragam keluhan, mulai dari yang ringan hingga kronis.
Mengurus pasien yang sangat banyak membuat para dokter juga tentunya kelelahan. Tidak heran jika orang-orang yang berprofesi sebagai dokter sering lembur atau memiliki jam kerja yang diluar wajar.
BACA JUGA:Menguak Fakta Fenomena Dejavu, Benarkah Kejadian di Kehidupan Sebelumnya?
Rasa lelah ini juga memicu alasan dan penyebab tulisan dokter menjadi sulit dibaca. Mereka tidak memiliki waktu untuk membuat tulisannya rapi sebagaimana mestinya.
Belum lagi jika mereka harus menangani suatu tindakan operasi atau tindakan medis lainnya untuk para pasien.
Hal terpenting dan prioritas mereka adalah para pasiennya dapat tertangani dengan baik, serta mendapatkan resep obat yang sesuai.
Tidak dapat dibayangkan jika para dokter menulis dengan waktu yang lama hanya untuk membuat tulisannya lebih rapi, sementara ada banyak pasien yang mengantri untuk diperiksa.
Itulah alasan mengapa tulisan dokter cenderung sulit untuk dibaca. Risiko tulisan yang sulit terbaca itu membuat para dokter masa kini sudah banyak menggunakan komputer untuk mengetik.
Sebab, sedikit saja ada kekeliruan dengan data pasien atau resep obat yang ditulis, maka dapat berakibat fatal.
Maka dari itu, seluruh data pasien hingga resep untuk pasien juga sudah tertulis dan tersimpan di komputer. Hal ini tentunya dapat meminimalisir kesalahpahaman antara dokter dengan pasien, maupun dengan apoteker dalam meresepkan obat. (*)