BREBES, radartegal.disway.id - Beberapa wilayah di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat, mempunyai banyak keunikan tersendiri. Salah satunya adalah Kampung Adat Jalawastu di Desa Ciseureuh Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes.
Sejumlah kebiasaan dan adat istiadat unik Kampung Adat Jalawastu di Brebes itu bahkan sudah terkenal ke berbagai wilayah. Selain unik, terdapat pula berbagai macam pantangan di kampung tersebut.
Misalnya adalah larangan warga kampung Adat jalawastu untuk memelihara angsa, bebek, kerbau, domba, dan mengadakan pementasan wayang. Untuk mencapainya, kampung unik ini berada sekitar 70 km ke arah barat daya dari pusat kota Brebes.
Selain itu juga harus melintasi perbukitan untuk menuju ke Desa Ciseureuh di Kecamatan Ketanggungan. Warga Kampung Adat Jalawastu juga memegang teguh tradisi yang mereka anut. Tidak ada warga yang berani melanggarnya, karena ada alasan tersendiri mengapa terdapat larangan seperti itu.
Rumah tanpa semen, keramik, dan genting
Tak hanya pantangan memelihara angsa, bebek, kerbau, domba, dan mengadakan pementasan wayang, rumah warganya juga dibangun tidak menggunakan bahan dasar dari semen. Bahkan, bangunan tempat tinggal tak boleh memakai keramik dan genteng dari tanah liat.
BACA JUGA:Unik! Kampung Sultan Ini Terletak di Tengah Hutan Tapi Sangat Mengagumkan
Salah satu alasan warganya terlarang memelihara angsa, bebek, domba, dan kerbau, karena memelihara hewan tersebut dapat mengotori lingkungan. Sementara itu, terkait larangan untuk mementaskan wayang, karena ada kaitannya dengan memainkan peran manusia.
Pantangan-pantangan tersebut, tidak hanya berhenti di situ. Ada juga larangan bagi warga, untuk membangun rumah dengan bahan dasar semen, keramik, dan genteng. Penggunaan tanah liat yang terbakar terlarang untuk membangun rumah di wilayah kampung tersebut.
Larangan-larangan di Kampung Adat Jalawastu di Brebes ini, sudah terjadi sejak lama, dan merupakan adat turun temurun yang masih lestari. Konon, jika ada warganya melanggar pantangan-pantangan itu, akan muncul musibah besar.
Nah, untuk mengganti semen, keramik, dan genteng, warga mendirikan rumahnya dari kayu, besi, plastik, maupun batu. Tidaklah mengherankan jika di kampung tersebut, hampir sebagian tempat tinggalnya berlantaikan tanah, berdinding papan dari kayu, dan beratapkan seng.
Sedangkan untuk kelengkapan rumah seperti kloset, bahan yang mereka pakai adalah plastik. Meski termasuk salah satu wilayah di Kabupaten Brebes, Jateng, warga kampung menggunakan bahasa sunda untuk komunikasi sehari-harinya.
BACA JUGA:Hati-Hati! Ini 8 Kota dan Kampung Mati di Indonesia, Jangan Coba-Coba Mengunjunginya!
Hingga kini adat istiadat di kampung tersebut masih warga pegang teguh. Sebagaimana lazimnya kampung adat, warga pun mempunyai kebudayaan serta kegiatan yang rutin mereka lakukan pada waktu tertentu. Antara lain upacara adat ngasa dan perang centong.
Keunikan Kampung Adat Jalawastu di Brebes
Selain pantangan-pantangan tadi, warga kampung adat juga mempunyai tradisi yang terus warga kampung lestarikan. Warga setiap tahun menggelar upacara adat Ngasa, yang mereka gelar setiap Selasa Kliwon mangsa kesanga atau sembilan dalam kalender Jawa.
Upacara adat Ngasa ini warga pusatkan di dalam hutan yang mereka keramatkan, yakni di Pesarean Gedong. Selama gelaran upacara ada ini, banyak sejumlah hal yang menarik. Misalnya jamuan makan dalam upacara itu tanpa nasi, telur, serta lauk pauk dari daging atau ikan.