Sub suku ini tinggal di sekitaran kaki Gunung slamet. Suku ini memiliki sedikit perbedaan budaya, karakter, dan bahasa dari masyarakat atay etnis Jawa pada umumnya.
Logat bahasa yang dipakai oleh suku ini adalah, logat atau bahasa ngapak. Dengan slogannya "ora ngapak ora kepenak" yang menjadi khas dari suku ini.
Konon bahasa ngapak merupakan bahasa asli Jawa yang digunakan pada masa Jawa Kuno yang masih menggunakan akhiran "a" bukan "o" yang baru dikembangkan pada masa Kesultanan Mataram Islam. Masyarakat ini dkatakan teguh dalam memegang agama Islam dan patuh pada Kyai dan Ulama.
Suku Cirebon Dermayon
Sub suku jawa ini, tinggal di Pantura Jawa Barat terutama Cirebon dan Indraayu. Sub suku ini merupakan kombinasi dari dua suku besar di Pulau Jawa yakni Suku Jawa dan Suku Sunda, yang akhirnya akulturasu dari dua suku tersebut melahirkan sub suku Cirebon Dermayon.
Suku ini mengaku sebagai keturunan dari Kesultanan Cirebon yang berjaya beberapa ratus tahun yang lalu. Banyak orang dari suku ini mengaku masih satu keluarga dengan Suku Jawa, budaya dan tradisi yang masih dekat dengan Suku Jawa.
BACA JUGA:Memiliki 1 Juta Lebih Penduduk, Berikut Ini 10 Kabupaten Terluas di Jawa Tengah
Suku Tengger
Suku tengger merupakan suku yang biasa di kenal dengan sebutan Wong Tengger. seperti sebutannya suku ini memang hidup di sekitarfan Gunung Bromo.
Suku ini mengaku sebagai keturunan asli orang majapahit yang hidup di zaman kerajaan kuno Indonesia. Mayoritas agama dari suku ini beragama Hindu, namun banyak juga yang sudah masuk kedalam agama islam.
Masyarakat suku Tengger kaya akan budaya dan tradisi yang sudah diwariskan secara turun temururun oleh masyarakat suku Tengger.
Nah itulah dia beberapa sub suku Jawa yang masih eksis hingga saat ini, sebenarnya masih banyak sub suku Jawa yang masih ada keberadaannya dari 5 sub suku yang dibahas di atas.