Dia mengemukakan, saat ini PMI sudah membuka dapur umum untuk para pengungsi. Nasi bungkus dibagikan secara merata di wilayah bencana banjir.
Diharapkan, ada bantuan lagi untuk para korban banjir berupa pakaian layak pakai.
"Warga masih banyak yang mengungsi. Karena banjir juga belum surut," ucapnya.
Hal senada disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Tegal, Elliya Hidayah. Dia menyebut, banjir juga melanda sejumlah desa di wilayah Kecamatan Kramat dan Suradadi.
BACA JUGA:Kisruh Jual Beli Lapak Pasar Belik Pemalang, Diskoperindag dan Paguyuban Kompak Bilang Begini
Terparah di Desa Sidaharja dan Plumbungan. Ketinggian banjir mencapai 1 meter atau setara pinggang orang dewasa. Saat ini, tim relawan sudah mengevakuasi warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Kami imbau warga agar tetap waspada. Karena musim hujan belum berakhir," ucapnya.
Sodirin, salah satu warga RT 04 RW 03 Desa Sidaharja mengaku, banjir kali ini lebih parah dari sebelumnya. Hal itu lantaran debit air hujan tinggi dan Sungai Cacaban tidak mampu menampungnya. Di tahun 2023 ini, Desa Sidaharja sudah 3 kali dilanda banjir.
BACA JUGA:Cara Ganjar Entaskan Kemiskinan di Jateng, Perbanyak Sekolah Gratis untuk Keluarga Tidak Mampu
"Banjir ini lebih parah. Pedukuhan yang tidak pernah banjir, sekarang banjir. Kami bingung harus bagaimana. Semoga ada perhatian khusus dari pemerintah," tukasnya. *