WARUREJA, RADARTEGAL.COM - Dukuh Kasemen di Desa Sukareja, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal menjadi langganan banjir. Setiap turun hujan, puluhan rumah penduduk di pedukuhan tersebut selalu terendam banjir.
Seperti yang terjadi pada Sabtu 31 Desember 2022 lalu. Sedikitnya 61 rumah di Dukuh Kasemen digenangi banjir sejak pagi hingga sore hari. Meski tidak ada korban jiwa, namun warga mengalami kerugian materi yang cukup besar.
Selain perabotan rumah warga rusak, hewan ternak juga banyak yang hanyut terbawa arus banjir. Termasuk lahan pertanian milik warga juga rusak imbas dari derasnya luapan air dari Sungai Pekijingan yang berlokasi di sebelah barat Dukuh Kasemen.
Perangkat Desa Sukareja, Heru Gunawan menuturkan, penyebab banjir di Dukuh Kasemen memang berasal dari luapan Sungai Pekijingan atau biasa disebut Kali Jimat.
BACA JUGA:107 Orang Pengurus PMI dari 18 Kecamatan di Kabupaten Tegal Dilantik
Sungai itu sudah sangat dangkal dan menyempit. Sehingga tidak mampu menampung air. Terlebih jika turun hujan lebat, air dipastikan meluap dan menggenangi rumah penduduk.
Selain itu, letak geografis Dukuh Kasemen juga sangat rendah. Lebih rendah ketimbang sungai tersebut. Sehingga Dukuh Kasemen menjadi langganan banjir setiap musim hujan.
Adapun, ketinggian banjir kali ini mencapai dada orang dewasa. Praktis, kendaraan roda dua maupun empat tak mampu menembus banjir.
"Banjirnya cukup tinggi, lebih dari satu meter. Tapi kalau sore surut," kata Heru.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem, Polres Tegal Intensifkan Patroli Daerah Rawan Bencana
Heru Gunawan berharap, Pemkab Tegal segera melakukan penanganan serius supaya banjir dapat dicegah. Heru menyarankan, jalan di Dukuh Kasemen sepanjang sekitar 700 meter supaya ditinggikan.
Selain itu, Sungai Pekijingan dari hulu hingga hilir supaya dinormalisasi. Sehingga air dapat mengalir lancar dan tidak meluap ke permukiman penduduk.
"Sudah berkali-kali kami mengusulkan itu. Tapi belum ada respon maksimal. Kami berharap agar tahun 2023 ini, jalan di Dukuh Kasemen ditinggikan. Karena jalan itu merupakan kewenangan kabupaten. Termasuk sungainya juga harus dinormalisasi," kata Heru Gunawan, saat dihubungi Minggu 1 JAnuari 2023.
Menurutnya, jika tidak ada penanganan serius, kasihan warga. Mereka selalu rugi materi setiap terjadi banjir. Seperti yang terjadi di akhir tahun 2022 ini, warga terpaksa gigit jari karena lahan pertanian seluas sekitar 10 hektare digenangi banjir. Hewan ternak unggas juga banyak yang hilang karena terbawa banjir.
BACA JUGA:Cuaca Buruk, Bupati Tegal Perintahkan Tebang Pohon Berbahaya: Jangan Ada Korban Lagi