Umi menyadari, jika sektor pendidikan bukanlah hanya satu-satunya faktor yang memengaruhi kualitas SDM.
Akan tetapi, sistem pendidikan yang ada saat ini masih belum sepenuhnya berbasis pada pembentukan kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan berpikir kritis.
Dampaknya, kelompok muda yang memasuki dunia kerja cenderung memiliki softskill yang rendah.
Sistem pendidikan harus bisa mempersiapkan jenjang peralihan dari sekolah ke tenaga kerja.
BACA JUGA:Hama Sundep Serang Tanaman Padi Petani Brebes, Begini Tanda-tandanya
Memperkecil kesenjangan antara kebutuhan pasar dan ketersediaan tenaga kerja melalui peningkatan keterampilan yang harus terus diperbarui secara berkala seiring kemajuan teknologi, komunikasi, dan internet.
“Ini kiranya yang harus direspon pada kurikulum pendidikan kita agar bisa menciptakan iklim inovasi, kreativitas, dan kemauan untuk terus belajar serta beradaptasi dengan perubahan. Dan ini yang harus dipupuk sejak dari lingkup keluarga, pendidikan formal, hingga lingkungan kerja,” ucapnya.
Umi berharap melalui pendidikan kecakapan hidup ini bisa memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik sesuai dengan potensi dirinya dan kebutuhan dunia kerja.
BACA JUGA:Ditinggal Selamatan, Rumah Warga Karang Jambu Tegal Kebakaran, Perabot dan Sepeda Motor Hangus
“Pendidikan kecakapan hidup ini akan membantu warga belajar meningkatkan kepercayaan dirinya, terutama dalam mengembangkan kemampuannya, menggali potensi dirinya, serta menerapkannya secara bertanggungjawab di dunia kerja,” tandasnya. *