JAKARTA - Keputusan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengirim dokter forensik dari militer untuk ikut terlibat mengautopsi ulang jenazah Brigadir J mendapat sorotan banyak pihak.
Salah satunya dari Anggota Komisi I DPR Effendi Muara Sakti Simbolon yang justru mengkritik hal itu.
"Saya enggak tahu apakah atas permintaan atau inisiatif, tetapi saya enggak yakin Kapolri sampai minta (bantuan) Panglima," ujar legislator Daerah Pemilihan III DKI Jakarta itu.
Effendi merasa ada makna yang bias ketika TNI terlibat mengautopsi jenazah Brigadir J.
"Ini iseng yang enggak lucu," kata Effendi Simbolon saat dihubungi, Kamis (28/7).
Politikus PDI Perjuangan itu mengingatkan TNI seharusnya tidak usah ikut mengautopsi ulang jenazah Brigadir J.
Dia pun tidak yakin Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta bantuan kepada Jenderal Andika untuk mengautopsi ulang jasad Brigadir J.
Polri bisa dikesankan tidak punya tim forensik yang cakap membedah mayat.
"Menurut saya, keisengan yang tidak baik. Tidak produktif," ujarnya.
Effendi mengatakan saat ini TNI banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan, seperti mewujudkan kesejahteraan para prajurit.
Menurutnya, urusan autopsi ulang jenazah Brigadir J diserahkan ke pihak independen seperti dokter bedah selain dari TNI.
"Saya kira tidak perlu lembaga pertahanan negara bilang mau ikut autopsi," ungkap Effendi Simbolon.
Diketahui, jenazah Brigadir J sudah diautopsi ulang di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Rabu (27/7) kemarin.
Jenderal Andika pun sempat menyebut dokter forensik dari TNI akan terlibat mengautopsi ulang jenazah anggota Brimob itu, seperti dikutip dari JPNN.com. (ima/rtc)