JAMBI - Makam Brigadir J mulai disterilkan. Hal ini menyusul rencana autopsi ulang jenazah Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat yang akan digelar pada Rabu (27/7).
Untuk keamanan, makam Brigadir J dijaga oleh sejumlah orang dari Pemuda Batak Bersatu (PBB) PAC Bahar Grup.
Selain itu, keluarga juga meminta masyarakat untuk menghormati almarhum Brigadir J.
Informasi dari pihak keluarga, lokasi pemakaman Brigadir J sudah mulai disterilkan.
Sebuah tenda terlihat sudah berdiri di atas makam Brigadir J. Selain itu, di sekitar makam juga telah dipasang garis polisi (police line).
"Kami mohon untuk masyarakat yang datang ke makam almarhum Brigpol Nofriyansah Yosua tidak lagi mengambil foto/ Selfi / video makam almarhum. Karena mulai tadi sore sudah dibuat garis polisi ( police line). Jadi tanpa persetujuan keluarga tidak boleh lg mendekati makam demi keamanan sampai selesai otopsi ulang dan dimakamkan kembali. Terimakasih atas pengertiannya," tulis akun Facebook Roslin Emika seperti dikutip pada Minggu (24/7).
Diketahui, proses autopsi ulang jenazah Brigadir Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J akan digelar pada Rabu pekan depan. Yakni 27 Juli 2022.
Otopsi yang melibatkan sejumlah pihak itu dilakukan di Jambi.
"Sesuai perintah Kapolri untuk pelaksanaan ekshumasi harus dilaksanakan sesegera mungkin. Dari hasil komunikasi Dirtipidum Bareskrim Polri dengan pihak pengacara, dengan Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia dan para pakar forensik, diputuskan pelaksanaan ekshumasi di Jambi akan dilaksanakan pada hari Rabu," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Jakarta, Sabtu, 23 Juli 2022.
Tim forensik, lanjut Dedi, akan berangkat ke Jambi pada hari Selasa. Keesokan harinya proses ekshumasi akan dilakukan.
"Proses ekshumasi dengan menghadirkan para pihak. Tentunya pihak-pihak yang expert di bidangnya," terang Dedi.
Kuasa hukum pihak keluarga Kamaruddin Simanjuntak, menegaskan proses otopsi jenazah Brigadir J akan dilakukan oleh tim independen.
Yakni melibatkan dokter forensik dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) hingga Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut (RSAL).
"Melibatkan dokter-dokter forensik gabungan dari RSPAD, RSAL, RSAU, dan RSCM. Ada juga salah satu RS swasta nasional. Termasuk yang diajukan polisi," ujar Kamaruddin.
Dalam proses autopsi itu, Bareskrim juga akan melibatkan kedokteran forensik eksternal, juga Komnas HAM serta Kompolnas.