Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sejak dini mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi penyakit cacar monyet di Jawa Tengah. Ia meminta kepada masyarakat untuk terus menjada pola hidup sehat seperti yang dilakukan selama pandemi.
"Kemarin sudah ada indikasi-indikasi (dari Dinas Kesehatan). Sekarang lagi dilakukan pendalaman, termasuk tracingnya sehingga kita musti hati-hati betul, karena itu virus maka hidup bersih sehat musti dijaga," katanya saat kunjungan kerja di Jepara, Selasa (31/5).
Ganjar menjelaskan, pola hidup sehat itu meliputi asupan gizi yang cukup, kebiasaan cuci tangan sebelum makan, kemudian memakai masker ketika sedang sakit. Semua itu harus dilakukan dengan kesadaran masing-masing untuk saling menjaga.
"Musti punya kesadaran. Kita sudah belajar dari pandemi. Maka betul-betul harus sadar, kalau demam di tubuhnya segera periksa karena itu indikasi-indikasi awal yang musti kita bereskan," katanya.
Selain itu, Ganjar juga sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah untuk terus memantau perkembangan virus cacar monyet tersebut. Meskipun belum ditemukan adanya indikasi bahwa penyakit itu sudah masuk ke Jawa Tengah.
"Sekarang lagi kita pantau terus. Untuk yang satu ini kami belajar dari pandemi lalu," kata Ganjar.
Untuk informasi, organisasi kesehatan dunia (WHO) belum lama ini telah merilis 257 kasus terkonfirmasi cacar monyet dari 20 negara berbeda. Kasus paling banyak ditemukan di Inggris Raya. Indonesia sendiri sampai saat ini belum ditemukan adanya kasus terkonfirmasi cacar monyet tetapi sejumlah negara tetangga diketahui sudah ada kasus.
Meskipun belum ditemukan kasus di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI sudah mengeluarkan surat edaran tentang kewaspadaan terhadap penyakit cacar monyet di negara non-endemik.
Ada beberapa gejala yang patut diwaspadai masyarakat, antara lain sakit kepala, demam akut di atas 38,5 derajat celsius, limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening, nyeri otot, sakit punggung, dan asthenia atau kelemahan tubuh. (zul/rtc)