Komunitas anak muda pecinta lingkungan bentukan Sharp Indonesia yaitu Sharp Greenerator kembali menginspirasi pemuda-pemudi nusantara dengan melakukan gerakan perubahan.
Bertepatan dengan peringatan hari keanekaragaman hayati sedunia pada 21-22 Mei lalu, Sharp Greenerator melakukan kegiatan pelestarian lingkungan berupa aksi bersih pantai, edukasi peningkatan kesadaran warga pulau, menanam ratusan bakau, dan transplantasi puluhan terumbu karang di pesisir pulau Panggang dan pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
Senior PR & Brand Communication Manager PT Sharp Electronics Indonesia, Pandu Setio, mengatakan kegiatan ini merupakan upaya Sharp untuk mendukung program pemerintah Indonesia agar terbebas dari emisi karbon pada 2060 mendatang.
Hari keanekaragaman hayati ini menjadi momen yang tepat untuk mengingatkan kembali para warga sekitar khususnya anak-anak mengenai pentingnya memelihara keanekaragaman hayati di wilayah pesisir untuk menopang kehidupan lebih dari 6.000 penduduk yang menggantungkan hidupnya di pulau Panggang.
“Penanaman tumbuhan bakau di pulau Panggang ini, merupakan kegiatan keberlanjutan yang sudah dilakukan oleh Sharp di tahun-tahun sebelumnya, memiliki tujuan untuk menambah tanaman yang sudah ada guna mencegah terjadinya abrasi laut di sekitar pantai, juga berfungsi untuk menyerap emisi karbon akibat penggunaan kendaraan maupun penggunaan alat elektronik warga sekitar,” ungkap Pandu.
Kegiatan ini menjadi aksi yang vital, karena pulau panggang sebagai pulau yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi di dunia ini juga tengah mencari solusi guna menekan
kandungan karbon di udara yang tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas dari ekosistem pesisir wilayah ini. Difasilitasi oleh Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi) dan Jaringan Monitoring Kepulauan Seribu, Sharp Greenerator melakukan penelitian dengan menggunakan konsep 4A (Amati, Analisa, Ajarkan, Aksi).
Idris selaku Kepala Divisi Coral Reef Management (CRM) Terangi menerangkan bahwa konsep 4A tersebut digunakan dalam beberapa kampanye lingkungan yang dibagi dalam 4 tahapan.
Tahap pertama kegiatan penelitian, yaitu ‘Amati’ dimulai pada 21 Mei dengan melakukan pengukuran kepadatan bakau, lamun, terumbu karang, dan volume sampah di pesisir Pulau Pramuka.
“Menggunakan metode ‘Transect’ didapatkan temuan bahwa tingkat tutupan terumbu karang di sekitar Pulau Pramuka tergolong rendah, sedangkan kepadatan mangrove tergolong sedang. Sebaliknya kandungan sampah seperti masker, kemasan makanan sekali pakai dan popok bayi di pantai tergolong tinggi,” jelas Idris.
Aksi Sharp Greenerator dalam memperingati hari keanekaragaman hayati sedunia yang diikuti oleh 30 orang anggota ditutup dengan kegiatan transplantasi puluhan terumbu karang di Area Perlindungan Laut (APL) Gosong Pulau Pramuka.
Usai penutupan kegiatan, Presiden Sharp Greenerator Prima Yulina turut menyuarakan opininya. “Kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Sharp Indonesia, Yayasan Terangi, dan Jaringan Monitor Kepulauan Seribu yang telah memfasilitasi kegiatan kami. Senang sekali sebagai generasi muda dapat berkontribusi untuk melestarikan alam dengan cara yang menyenangkan. Bagi generasi muda yang tertarik dengan kegiatan alam, dapat bergabung bersama kami, komunitas ini terbuka lebar untuk anak-anak muda yang menyukai tantangan. Adapun informasi selengkapnya mengenai komunitas Sharp Greenerator dapat dilihat di Instagram @Sharpgreenerator,” tutupnya. (zul/rtc)