Pelaku RF tak dapat berkilah, karena sebelum korban dinyatakan tidak pulang ke rumah, terlihat sedang bermain di depan rumahnya.
Bahkan, RF sempat berkomunikasi dengan korban terakhir, sebelum dilaporkan ibunya tidak pulang ke rumah pada 20 Maret 2022 lalu.
Dia membeberkan, berdasarkan hasil visum, ditemukan bercak sperma di jasad korban. Hal itu juga dikuatkan dengan pengakuan pelaku RF kepada penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Banjar.
“Pelaku menyekap korban di rumahnya, kemudian mencekik korban sampai lemas, namun masih hidup. Setelah itu, pelaku memperkosa dan sempat mengeluarkan sperma,” ujar Iptu Suwarji, saat dikonfirmasi, pada Sabtu (16/4).
Tidak lama setelah memperkosa, terdengar teriakan ibu korban yang berusaha mencari keberadaan anaknya. Karena panik, pelaku kemudian membunuh korban yang dalam keadaan lemas dengan memutilasinya.
Setelah itu, jasad korban kemudian dibawa ke kebun sejauh 2 kilometer dari rumah pelaku.
“Sesampainya di kebun, pelaku kembali memutilasi korban. Setelah itu, korban ditinggal,” ujar Suwarji.
Saat ditemukan, kondisi korban sudah tinggal tulang tanpa kepala, sementara kepala korban ditemukan sekitar 200 meter dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) jasad ditemukan.
“Kondisi jasad sudah lengkap dan sudah diserahkan ke pihak keluarga. Setelah dibersihkan dan dimandikan, korban dimakamkan,” kata Suwarji.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Banjar Iptu Fransiskus Manaan mengungkapkan, motif pelaku membunuh korban disebabkan dendam dengan ayah korban.
“Katanya ayah korban selalu berkata yang tidak enak didengar terkait menyinggung ibu pelaku,” ungkapnya.
Karena ada hubungan keluarga dan tempat tinggalnya berdekatan, lanjut Iptu Fransiskus Manaan, korban sering sekali main ke rumah pelaku untuk menonton TV.
“Menurut pengakuan tersangka kepada penyidik, spontan membekap korban dari belakang. Tapi di sisi lain, tersangka melakukan hal tersebut didasari atas dendam,” ujarnya.
Lebih jauh dibeberkannya, setelah dibekap oleh tersangka, korban lalu diperkosa dan diketahui setelahnya tidak bernafas.
“Akibat panik korban tidak bernafas, pelaku langsung menggorok lehernya. Waktu itu pelaku meminta izin untuk ke ladang, di mana korban sudah dimasukkan ke dalam karung,” jelasnya dikutip dari Fin.co.id. (ima/rtc)