Oleh: Heru Nurcahyo *)
PANDEMI Covid-19 secara fundamental telah mengubah cara pandang kita tentang pendidikan dan masa depan dunia. Kita dapat melihat sebuah transformasi besar lintas sektoral.
Di bidang pendidikan, kita harus mencari solusi demi kemudahan, fleksibilitas, dan keterjangkauan pendidikan salah satunya teknologi hybrid learning atau pembelajaran campuran (daring dan luring) untuk mengimbangi arah perkembangan dunia.
Future learn dalam The Future of Learning Report 2022 mengungkap hasil penelitian tentang motivasi pendidikan, sikap, dan perilaku 2.000 orang dan 500 perusahaan lebih yang berbasis di Inggris.
Akademisi dan pakar sektor pendidikan ini menyampaikan tentang dunia pendidikan untuk beberapa dekade ke depan akan ada tren pembelajaran dan kita akan menemukan beberapa hal.
Pertama, How people learn (bagaimana cara masyarakat belajar), sejak awal pandemi future learn menyebutkan, 81% orang berganti karir dengan 32% memilih platform pembelajaran secara online untuk mempelajari keterampilan baru seperti kursus, keahlian, pelatihan dan pembelajaran melalui media online atau youtube sebagai pilihan, 26 % menyebutkan karena keinginan waktu belajar yang lebih fleksibel.
Dari survei educations.com, beberapa alasan pendidikan online menjadi pilihan di tahun 2022 ini karena fleksibilitas, pilihan program yang bervariasi, bisa diakses dari manapun, dinamis, dan menghemat biaya
Kedua, Post-pandemic learning (pembelajaran pasca pandemi). Dunia pasca pandemi mulai dibangun kembali dengan pemulihan (recovery) di bidang ekonomi. Dunia pendidikan pun harus mampu mengambil peran untuk mendukung pemulihan ekonomi masyarakat.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam mengatakan bahwa kampus hadir sebagai mata air bagi kehidupan dengan menciptakan startup baru dari hasil pendidikan di perguruan tinggi. Kampus harus bisa mengelola pendidikan pasca pandemi ini secara baik dengan menyesuikan kurikulumnya agar mahasiswa mampu menemukan keahlian inti untuk masa depannya.
Penguatan kurikulum agar link and match dengan dunia industri serta kemampuan dalam penerapan teknologi seperti artificial intelligence (AI), machine learning (ML), augmented reality (AR), virtual reality (VR) and learning analytics untuk semua bidang ilmu untuk menurunkan gap antara dunia industri dengan dunia pendidikan.
Skills fit for the future atau keterampilan yang cocok untuk masa depan juga menjadi fokus Future learn. Keterampilan disebutkan mencapai 41% sebagai hal yang harus dikuasai dan ditunjukan untuk menunjang karir di masa depan.
Kemudian ada beberapa kemampuan lain yang dituntut seperti 32% tentang berpikir kritis (critical thinking), 31 % perencanaan tim strategis (strategic team planning), 27% kreativitas (creativity), 27% memliki sifat interpersonal seperti empati (interpersonal traits like empathy), terakhir 25% menguasai dasar-dasar kemampuan digital (basic digital skills).
Sekarang merupakan waktu yang sangat tepat bagi dunia pendidikan untuk membuat ramuan pendidikan agar sustainable. Menyiapkan masa depan baik bagi institusi pendidikannya maupun lulusannya.
Menyusun kurikulum yang long life learning sehingga bisa para lulusan bisa menciptakan startup untuk membangun bisnisnya. Mahasiswa dituntut untuk mampu menentukan kompetensi inti serta keahlian tambahan sesuai passion mereka.
Blended learning akan tetap menjadi pilihan utama untuk memudahan akses pembelajaran mereka. Terakhir, pembejaran dengan Project Based Learning dapat mengembangkan kemampuan melalui problem solving.