Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta pengamat politik, Rocky Gerung bertanggung jawab atas pengeroyokan terhadap pegiat media sosial, Ade Armando.
Alasannya, Rocky Gerung meyakini pelaku pemukulan terhadap Ade Armando bukan berasal dari kalangan mahasiswa. Bahkan yang terjadi, beber Rocky, para mahasiswa justru mencoba melindungi Ade Armando dari amukan massa.
Rocky Gerung menduga insiden pengeroyokan terjadi, karena Ade Armando dianggap sebagai buzzer Istana. Melalui akun Youtube pribadinya, Rocky mengatakan, sikap dan pernyataan Ade Armando yang dinilai arogan karena mencoba memanipulasi data dan fakta demi menijlat Istana.
“Ade Armando tidak lagi dilihat dengan kacamata yang akademis, yang dicitrakan di publik Ade adalah influencer, Ade adalah buzzer jadi itu sebetulnya dasarnya kenapa terjadi kekerasan,” jelas Rocky Gerung dikutip dari Rocky Gerung Official, Selasa (12/4).
Kekerasan terhadap Ade Armando sebenarnya disebabkan oleh kalangan Istana. menurut Rocky, kalangan Istana yang terlebih dahulu provokasi mahasiswa sehingga memunculkan dendam yang menyebabkan terjadinya kekerasan terhadap Ade Armando.
Analisa insiden pengeroyokan yang dialami pegiat media sosial, Ade Armando di depan DPR, Senin (11/4) sore, juga diungkapkan mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai. Menurutnya, ada 7 penyebab sehingga terjadi pengeroyokan oleh massa aksi di depan Gedung DPR RI.
“Yakni 1 datang bawa media. 2 Wawancara di tempat aksi. 3. Berdebat dengan wanita. 4. Berdebat dengan massa aksi,” kata Natalius Pigai.
Kemudian, lanjut Nataliaus Pigai, Ade Armando juga sengaja memancing kemarahan publik. “5. Memancing kemarah publik. 6. Main fisik tanpa direncanakan. 7. Digebuki rame2. 8. Artinya korban sekaligus pelaku keonaran,” tuturnya.
Karenanya, aktivis kemanusiaan asal Papua itu meminta pihak kepolisian untuk profesional dalam menangani kasus tersebut. “Aparat harus profesional,” pungkas Natalius Pigai. (fin/zul)