Kantor Polres Pematang Siantar, Sumatera Utara, Senin (21/3), ditabrak seorang muslimah bercadar. Sebelumnya, dia juga mencoba menyerang polisi dengan hendak menabrakkan mobilnya ke polantas yang tengah bertugas.
Belakangan, wanita 28 tahun itu diketahui berinisial FAM, warga Siantar Estate, Kabupaten Simalungun. Sebelum menerobos masuk ke Polres Pematang Siantar dan menabrak ruang SPKT sampai kacanya pecah, FAM terlebih dulu hendak menabrak petugas Polantas.
Sat itu, anggota Satlantas tersebut sedang melakukan pengaturan lalu lintas. Beruntung upaya itu gagal.
Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Simanjuntak mengatakan pelaku memiliki pemahaman agama yang ekstrem sejak menikah dengan suami keduanya. “Dari penampilan dan pemahaman sangat berbeda dari sebelumnya.”
Dari pengakuan pelaku, ia sehari-hari mendengar ceramah dari media sosial. Lulusan Universitas UISU Kabupaten Simalungun itu juga meminta orangtuanya menonton ceramah serupa.
Selain itu, dari hasil interogasi yang didapat dari orang tua FAM, perilakunya juga berubah hingga cara berpenampilan. Pegiat Media Sosial, Permadi Arya alias Abu Janda turut bersuara soal kejadian ini.
Dilansir dari laman Instagramnya @permadiaktivis2 disebutkan pelaku mengaku menyerang aparat karena benci polisi yang telah menangkap Rizieq Shihab dan kawan-kawan.
“Saat diinterogasi, pelaku akui menyerang aparat karena benci polisi (telah menangkap Rizieq dll). orang tua nya juga akui pelaku punya pemahaman agama yang ekstrim,” tulis Abu Janda, Selasa (22/3).
Ia menambahkan, peristiwa ini semakin mempertegas bahwa munculnya phobia terhadap Islam akibat adanya aksi radikal semacam ini.
“Jangan salahkan orang jika takut sama yang bercadar, tidak ada asap kalo tidak ada api. Phobia ada ya akibat aksi radikal seperti ini,” tegasnya. (fajar/zul)