dr Sunardi Ditembak Mati, Nicho Silalahi: Nyawa Manusia Begitu Murah di Negara Ini

Jumat 11-03-2022,09:35 WIB

Seorang dokter dan juga aktivis kemanusiaan, dr Sunardi diembak mati Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, karena dituduh sebagai terduga teroris. 

dr Sunardi tewas terkena timah panas polisi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (9/3) malam. Aktivis Nicho Silalahi mengkritik langkah Densus 88 yang menambak mati dengan dalih adanya perlawanan.

Menurutnya, negara ini seolah nyawa manusia begitu murah. 

"Di dalam negri paradoks maka penghilangan nyawa rakyat semakin gampang, cukup lebeli seseorang dengan teroris maka pembantaian rakyat menjadi legal," tulis Nicho melalui akun witter-nya, Jumat (11/3).

Padahal hukum menjunjung tinggi azaz praduga tak bersalah. Namun itu seolah sebatas hiasan dinding. 

"Sedangkan disisi lain azas praduga tak bersalah menjadi hiasan dinding toilet. Entah sampai kapan keadilan itu bisa tegak?" ujar kritikus ini. 

Sementara itu, di media sosial, netizen ikut berduka atas meninggalnya dokter dan juga penulis buku tentang kesehatan itu. Almarhum disebut sebagai dokter dan juga penulis yang cukup produktif. 

Akun Twitter @yaniarsim menyebut bahwa dokter Sunardi selalu menggratiskan pengobatan kepada pasien yang tidak mampu. 

“Innalillah Pendiri Hilal Ahmar, Dokter yang menggratiskan pasiennya, selalu terdepan dalam menangani bencana, di dalam/luar negri  dibunuh DENSUS 88 Berikut buku2 karya Beliau..,” tulisnya.

Hal senada juga disampaikan rekan almarhum melalui akun Facebook Wadda Umar. Dia mengaku bersama dr Sunardi pada 2009 saat jadi relawan gempa padang. 

“Sungguh luar biasa beliau, sederhana, santun, dan dedikasinya untuk kemanusiaan luar biasa. Saya banyak belajar tentang pengorbanan dan pelayanan dari beliau,” katanya.

Dan dalam setiap ada bencana, lanjut Wadda Umar, Sunardi mengirimkan relawan ke tempat bencana. Tentu saja dalam misi kemanusiaan mengobati yang sakit tanpa memandang suku, bangsa, dan agama. Dan pastinya dalam setiap aksinya beliau hanya membawa peralatan medik, bukan senjata.

“Dan ketika mendengar beliau ditembak mati krn melawan, rasanya tidak mungkin. Karena sy ketemu terakhir beliau hari sabtu kemarin saat beliau takziyah ke keluarga kami- setelah perjumpaan terakhir tahun 2009-, beliau berjalan masih memakai tongkat, tertatih-tatih. Sepertinya tidak mungkin bisa melawan,” tulisnya lagi.

Semoga Allah mengampuni beliau dan menerima amal beliau, serta memasukkan ke dalam jannah bersama para nabi, para sidikin, orang-orang salih dan para syuhada,” tutupnya.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, petugas terpaksa melepaskan tembakan akibat SU melakukan perlawanan dan membahayakan jiwa saat hendak ditangkap di Jalan Bekonang, Sukoharjo, sekitar pukul 21.15 WIB. (fin/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait