Geram dengan kelangkaan yang diikuti dengan membumbung tingginya harga minyak goreng (migor) di Tanah Air, mendorong musisi legendaris Iwan Fals menciptakan lagu.
Pelantun lagu Bongkar dan dikenal garang pada era Orde Baru Soeharto itu menyindir soal sikap pemerintah yang terkesan apatis.
Iwan Fals bersama Raja Pane merilis lagu terbarunya berjudul "Minyak Goreng" yang dipublikasikan pada Minggu (6/3).
Lirik-liriknya soal migor itu sedianya menyentil kuping pemeirntah yang seolah diam melihat semua itu.
Ia juga menyinggung sikap aparat keamanan yang cenderung diam melihat "jeritan rakyat" di tengah pandemi Covid-19 yang masih menghantui Indonesia.
Berikut lirik lengkap lagu "Minyak Goreng" seperti dikutip dari RMOL.id, Kamis (10/3) malam.
"Minyak goreng menguap hilang dan lenyap di pasar. Semua ibu-ibu menggerutu dan bapak-bapaknya sudah barang tentu, kocar-kacir di pasar-pasar."
"Aneh rasanya kok bisa hilang, kalaupun ada harganya selangit, usut punya usut ternyata ditimbun, oleh siapa? Konon oleh 7 konglomerat.. (tambun)."
"Aku kesal kok konglomerat tega, aku resah kok polisi tak berdaya, aku marah kok pemerintah begitu mudah dipermainkan, aku geram kok kasus itu terus berulang."
"Ini seperti tikus mati di lumbung padi, bahan kita banyak sawit jutaan hektar, lalu kenapa hilang dan menghilang."
"Ah dasar mafia masa bodoh orang susah..
Mungkin mafia dan aparat ada main,
Pura-pura hilang tapi diumpetin, kok susah amat memberantasnya? Tembak saja atau hukum seumur hidup!"
"Jera jera jera... Ah belum tentu lhoo." (ima/rtc)