Pengamat politik Faizal Assegaf
mengaku prihatin atas sikap PBNU yang disebutnya bertabiat politik norak.
Menurutnya, lakon ketum PBNU dan klaim ormas terbesar mengalami kebangkrutan moral dan intelektual.
“Prihatin PBNU bersikap norak melawan arus aspirasi publik yg tdk setuju pemilu ditunda. Jelas, tabiat pragmatis yg esensinya tdk berakal!,” ucapnya, Senin (28/2).
“Sdh jelas pemilu dgn jadwal yg ditetapkan adlh keputusan konstitusi yg tdk dpt dikompromikan dgn kalkulasi politik proposal apapun. Tabiat politik norak trsebut hrs dihentikan!,” tukas Faizal yang kemudian membandingkan sikap Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama terkait isu penundaan pemilu.
“Muhammadiyah dgn tegas menolak usulan penundaan Pemilu. Sikap yg inklusif dgn ciri berpikir cerdas, waras & konsisten menegakkan konstitusi,” katanya melalui akun Twitternya.
“Sementara Ketum PBNU Yahya Staguf klaim penundaan pemilu masuk akal. Dgn memberi catatan keputusan tsb harus melalui pendekatan dialog,” imbuhnya
Dia menilai, sikap ketua PBNU tersebut terkesan politisi.
“Diksi ‘penundaan pemilu masuk akal’ yg dilontarkan Ketum PBNU, adalah ‘sampul proposal’ yg isinya sdh dpt disimpulkan sbg politik kompromi,” ujarnya dikutip dari Fajar.co.id. (rtc/ima)