Perang antara Rusia dan Ukraina yang kini sedang berkecamuk, ternyata juga membawa pujian bagi Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto. Keputusannya memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) dianggap tepat.
Pujian itu disampaikan pengamat Militer Beni Sukadis. Menurut Beni, memperkuat pertahanan harus dilakukan di saat kondisi dunia tengah damai, agar selalu siaga dan siap ketika perang terjadi.
“Memperkuat pertahanan harus dilakukan saat kondisi damai guna mengantisipasi ancaman peperangan yang bisa terjadi kapan saja,” ucap kata, Minggu (27/2).
Dia lalu mencontohkan konflik antara Ukraina dan Rusia yang sudah menginjak hari kelima, dan berubah menjadi pertempuran terbuka. Dia berasumsi seperti itu lantaran China tengah melihat dan menunggu respons Amerika Serikat (AS) atas konflik Ukraina dan Rusia, apakah akan terlibat atau tidak.
BACA JUGA: Borong 78 Jet Tempur Prancis dan AS Rp267,94 Triliun, Prabowo Bikin Indonesia Semakin Disegani
“Kalau terlibat langsung, tentu akan memecah konsentrasi AS dan bisa saja China ambil kesempatan kelengahan AS untuk menyerbu Taiwan,” jelasnya.
Selain itu, Beni juga menilai konflik antara Ukraina dengan Rusia menunjukkan bahwa secara global, konflik bisa terjadi sewaktu-waktu di wilayah lain di dunia.
Oleh karena itu, menurut Beni, langkah Indonesia belanja alutsista belakangan ini dianggap sudah tepat.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia berencana melakukan modernisasi alutsista berupa pengadaan jet tempur Dassault Rafale, kapal selam Scorpene, pesawat Airbus A400M, dan kapal perang Fregat Arrowhead.
Pada, Kamis (10/2) lalu, Indonesia resmi mengakuisisi enam pesawat tempur Dassault Rafale produksi Dassault Aviation asal Perancis.
Akuisisi enam pesawat itu terjadi setelah Kementerian Pertahanan diwakili Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Marsda Yusuf Jauhari, melakukan penandatanganan pembelian pesawat tempur dengan perwakilan Dassault Aviation di Jakarta.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Prancis Florence Farly turut hadir dan menyaksikan penandatanganan kontrak tersebut.(ant/zul)