Toa yang Bikin Heboh dan Gaduh Ternyata Justru Ditemukan Seorang Pastor

Sabtu 26-02-2022,12:55 WIB

Tiga hari ini, kata toa masjid atau pengeras suara (speaker) menjadi keyword yang paling dicari-cari pembaca berita situs online maupun google. Ya, toa tengah menjadi perbincangan hangat, usai pernyataan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas di Riau.

Sebelumnya, Menag juga sudah mengeluarkan aturan baru terkait penggunaan pengeras suara masjid dan musala atau toa melalui sebuah surat edaran. Aturan itu kemudian ramai setelah Menag mengaitkannya dengan gonggongan anjing.

Toa sendiri adalah pengeras suara berbentuk corong untuk meningkatkan efisiensi elemen-elemen pengirim suara. Lalu bagaimana sejarah lengkapnya?

BACA JUGA: Tanah Minangkabau Haram Diinjak Menag Yaqut, Aceh Tidak Perlu SE soal Suara Toa Masjid

Toa pertama kali ditemukan oleh Pastor Athanasius Kircher. Dia merupakan imam Katolik dan ilmuwan yang lahir di kota Geisa–Jerman pada 02 Mei 1602 dan meninggal di Roma diusia 78 tahun pada 28 November 1680.

Penemuannya itu ketika dia berupaya menghasilkan suara lebih jelas dan keras didengar saat memberikan kutbah atau ceramah.

Ketertarikan pada ilmu teknik dapat dibuktikan dengan sejumlah penemuan alat mekanis seperti jam magnetis dan berbagai macam automan.

BACA JUGA: Tanah Minangkabau Leluhurnya Haram Diinjak Menag Yaqut, Ade Armando Malah Bela Aturan Toa Masjid

Kini perusahaan Toa berkembang melalui TOA Corporation yang merupakan perusahaan produsen perangkat teknologi komunikasi yang berkantor pusat di Minatojima-Nakamachi, Chuo-ku, Kobe, Jepang.

Kemudian pada tahun 1970-an, TOA Corporation mulai melebarkan sayapnya ke berbagai negara termasuk Indonesia.

Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas akhirnya memberikan klarifikasi usai heboh ‘azan dan gonggongan anjing’. Gus Yaqut (panggilan akrab Menag) hanya tidak ingin umat Islam sewenang-wenang kepada umat beragama lainnya.

BACA JUGA: Menag Yaqut Akhirnya Buka Suara: Judul Itu Misleading dan Tidak Sesuai dengan Fakta

Menag Yaqut menjelaskan pernyataannya itu dimaksudkan agar suara adzan yang dikumandangkan melalui toa atau pengeras suara, tidak mengganggu masyarakat yang bukan beragama Islam.

“Saya hanya berusaha sekuat saya, menahan agar agama tidak menjadikan manusia sewenang-wenang terhadap manusia lain, mentang-mentang besar, banyak, kuat,” ujar dia, Kamis (24/2) malam.

Sosok yang akrab disapa Gus Yaqut itu menyebut, ada kesalahan penafsiran makna ucapannya dalam berbagai pemberitaan media massa. Hal itu pula yang kemudian memicu kegaduhan di tengah masyarakat.

Tags :
Kategori :

Terkait