Bela Gus Yaqut, Ansor: Mereka Mengambil Diksi Membenturkan Azan dengan Suara Anjing

Jumat 25-02-2022,19:03 WIB

Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Timur angkat bicara soal pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tentang aturan pengeras suara yang menjadi polemik. 

“Mereka memotong dan mengambil diksi membenturkan antara azan dengan suara anjing,” ujar Ketua PW GP Ansor Jatim HM Syafiq Syauqi, Jumat (25/2).

Menurutnya, tantangan dalam era disrupsi informasi saat ini adalah pola-pola gerakan framing media yang menyesatkan publik. 

"Itu yang sedang mereka lakukan dengan memotong secara kejam pernyataan Menteri Agama,” jelas Syafiq.

Karenanya, Syafiq mengingatkan, kepada semua pihak untuk mewaspadai pola gerakan lama dan pelaku yang sama kembali membuat gaduh dengan melakukan framing di media.

Menurutnya, framing media dengan teknik propaganda dan manipulasi informasi masih menjadi pilihan dalam membuat gaduh dan mengganggu stabilitas nasional.

“Framing bukan kebohongan, tetapi mencoba membelokkan fakta secara halus,” katanya.

Gus Syafiq menyebut pihaknya secara detail mencermati pergerakan isu dan sentimen media sosial. Selain itu juga mengetahui siapa yang memainkannya dengan memotong sepenggal pernyataan utuh menteri agama.

Nah, angle (sudut pandang) yang berbeda dalam pemberitaan. Oleh karena itu, masyarakat harus cerdas memahami keutuhan tentang hal tersebut.

Menurut kajian, kata Gus Syafiq, tak ada kata membandingkan atau mempersamakan antara azan atau suara yang keluar dari masjid dengan gonggongan anjing.

Menteri Agama justru mempersilakan dan mengajak umat Islam menggunakan pengeras suara sebagai syiar dakwah dan berbagai keperluan masyarakat lain sesuai aturan kemaslahatan bersama.

“Framing itu jelas teknik manipulasi informasi yang ditunjukkan memancing sisi emosional umat Islam dengan angle membenturkan sesuatu yang sakral dengan hal tabu,” lanjutnya.

Gus Syaqif mengungkapkan, pernyataan Menag Yaqut yang benar adalah memberikan banyak contoh tentang sumber kebisingan di tengah masyarakat.

Dia mengambil benang merah bahwa suara apa pun itu harus diatur agar tak menjadi gangguan.

Dia juga mengatakan, Gus Dur pernah menulis tentang Islam Kaset dan kebisingan sosial pada 1982.

Tags :
Kategori :

Terkait