Ayah dan anak berhasil diselamatkan setelah terseret ombak ganas di Pantai Parangkusumo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (18/2) lalu. Kini keduanya sudah kembali ke rumahnya di Dusun Tanggung Desa Tanjungsari Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung.
Keduanya selamat dari gulungan ganas ombak Pantai Selatan berkat bantuan Tim SAR. Mereka adalah Rofik Istanto (35) dan Muhammad Nur Rifki (12).
Rofik mengaku dia dan anaknya sudah sehat, meski harus beristirahat untuk pemulihan kondisinya. Dia lalu menceritakan kronologi peristiwa yang nyaris merenggut jiwanya dan anaknya itu.
Awalnya mereka satu keluarga berniat untuk berwisata ke Pantai Parangkusumo. Begitu tiba di lokasi sekitar pukul 06.30 WIB, mereka langsung bermain air di tepian pantai.
Tak berselang lama, Rofik yang tengah tiduran dengan tikar di atas pasir pantai mendengar suara jeritan anaknya, Rifki, yang meminta tolong. Tanpa pikir panjang, Rofik langsung mendatangi anaknya.
Benar saja, anaknya terlihat sedang berjuang di tengah gulungan ombak di wilayah palung laut. “Jarak saya beristirahat di bibir pantai dengan anak yang bermain air sekitar 10 meteran," ceritanya, Sabtu (19/2).
Dia pun langsung berusaha menyelamatkan anaknya dengan menceburkan diri ke perairan laut. Namun, karena ombak yang sangat tinggi dan kuat, tubuhnya justru ikut terseret ombak.
Bahkan, saat Rofik berusaha menarik tangan anaknya, ombak yang kuat malah membuatnya beberapa kali menelan air laut yang bercampur pasir. Menurutnya, dia dan anaknya berjuang melawan gulungan ombak sekitar 30 menitan.
Nah setelah 30 menit berada di kondisi antara hidup dan mati, beber dia, salah seorang personel tim SAR berhasil menyelamatkan anaknya. Disusul dengan tim lain yang datang membawa papan seluncur untuk mengevakuasi mereka berdua.
“30 menit saya tarik-menarik dengan kuatnya gulungan ombak untuk menyelamatkan Rifki. Bahkan sempat terlepas genggaman tangan anak saya itu. Hanya nama Allah yang saya sebut. Sampai akhirnya kami berdua berhasil selamat,” imbuhnya.
Kini keduanya sudah kembali ke rumah dalam kondisi yang sehat, meski terus beristirahat beberapa waktu guna proses pemulihan. “Benar pepatah bahwa air tenang menghanyutkan. Ini pengalaman untuk membuat kami lebih berhati-hati di manapun berada.” (riz/zul)