Jadi Pemulung Agar Bisa Sekolah, Bocah Tujuh Tahun di Brebes: Tapi Uangnya Sering Habis Buat Makan

Kamis 06-01-2022,20:35 WIB

Aenur Rofiq (7), bocah warga RT4 RW 16 Kelurahan Pasarbatang Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes tidak seberuntung anak-anak seusianya. Lantaran kondisi ekonomi keluarganya, bocah itu harus rela memulung untuk menghidupi keluarganya.

Rofiq saat ini tinggal bersama neneknya di rumah berukuran 4X7 meter, yang kondisinya bisa dibilang tidak layak huni. Bagian teras dijejali tumpukan barang- barang bekas, dan pada ruang tengah tampak perabotan yang sudah usang. 

Rofiq sendiri adalah anak sulung dari pasangan April Triana (27) dan Supriyandi (31). Saat April mengandung anak ketiganya, suaminya merantau ke Jakarta dan sudah lama tidak pulang-pulang.

Akibatnya, beban ekonomi keluarga pun dipikul April Triana bersama Rofiq dari hasil memulung. "Untuk sehari bisa mendapatkan Rp10 ribu, kadang sampai Rp20 ribu," ujarnya, Kamis (6/1). 

Selain utnuk kebutuhan sehari-hari, ungkap Rofiq, uang dari memulung sebagian disisihkan untuk tabungan sekolah. Namun, dengan pendapatan yang minim itu, sering kali dia tidak bisa menabung. 

"Inginnya kalau bisa dia tahun ini bisa masuk SD, tapi belum punya biaya. Makanya sampai hari ini dia belum sempat sekolah TK, padahal sudah hampir 7 tahun. Uangnya terkadang habis buat kebutuhan sehari-hari," ucapnya. 

Ketua RW 16 Kelurahan Pasarbatang, Ahmad Baidowi mengaku miris melihat kondisi keluarga miskin tersebut. Semua anggota keluarga di rumah tersebut harus menjadi pemulung untuk bertahan hidup.

"Saya ikut prihatin, soalnya anak yang harusnya sekolah ikut memulung," terangnya. 

Mirisnya lagi, keluarga ini belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Baik itu PKH, bansos maupun program bantuan lainnya. Beberapa kali, lanjut Baidowi, sudah pernah diajukan tapi belum pernah direalisasi.

"Belum dapat bantuan apapun," pungkasnya. (*/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait