Puluhan warga Desa Luwijawa Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal menderita penyakit Cikungunya. Mereka mengalami demam, ruam pada kulit dan merasakan nyeri sendi serta sakit kepala.
Salah satu penderita Cikungunya,
Dasri (65) mengaku sudah sepekan terkena Cikunguya. Awalnya hanya mengira mengalami demam biasa dan lama kelamaan merasakan nyeri pada persendian.
"Sekarang masih sakit, tapi agak mendingan. Saya kira sih demam biasa, ada panas dan dingin. Ternyata kena Cikungunya," katanya.
Meski sudah sepekan merasakan sakit, tambah Dasri, dirinya tidak memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit karena takut nanti dianggap penyakit Covid-19 dan harus menjalani isolasi. Dirinya terpaksa hanya membeli obat herbal agar sembuh.
"Tidak periksa. Takut sih nanti diisolasi, dianggap kena Covid-19," tambahnya.
Sekretaris Desa (Sekdes) Luwijawa Topurihatun menyatakan, Cikungunya yang menyerang warganya sepekan terakhir ini adalah kasus kali pertama di wilayahnya.
"Sebelumnya tidak pernah ada dan mendengar. Ini kasus pertama yang ada disini," terangnya.
Berdasarkan pendataan, jumlah warga yang menderita Cikungunya sebanyak 50 orang. Saat ini sudah ada yang sembuh dan pengobatan di rumah. Pihak desa juga sudah berkoordinasi dengan puskesmas setempat untuk dilakukan foging.
"Rata-rata mengalami demam dan nyeri persendian sampai tidak bisa jalan. Yang kena mulai dari anak-anak, orang dewasa dan lansia," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Jatinegara dr Ulinuha mengatakan, kasus tersebut berawal dari salah satu warga di RT 10 RW 02. Pada awal bulan Oktober mengalami sakit, yakni nyeri sendi, sakit kepala, kelelahan disertai demam dan ruam pada kulit.
Tidak lama kemudian salah satu anggota keluarga lain juga mengalami hal yang sama. Kondisi pemukiman yang sangat berdekatan menyebabkan virus Cikungunya cepat menyebar.
Salah satu warga yaitu Lutifatun dan anaknya mengalami keluhan yang sama dan kemudian berobat ke Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) Luwijawa. Setelah diperiksa dan minum obat selama dua hari, mereka sehat kembali dan bisa beraktivitas lagi.
Lutifatun melihat kondisi tetangga banyak yang mengeluh sakit lalu melaporkan ke bidan desa setempat dan pemerintah desa.
Kemudian petugas surveilans melaksanakan pemeriksaan Epidemiologi (PE) di beberapa lingkungan di desa tersebut.
Hasilnya, di RT 10 RW 02 ada 17 orang, RT 03 RW 01 ada 10 orang, RT 12 RW 03 ada 13 orang, RT11 RW 02 ada 8 orang dan RT 14 RW 03 ada 2 orang. Total ada 50 orang yang terkena Cikungunya.