Penduduk berbondong-bondong memenuhi Alun-alun Kota Herat untuk melihat penampakkan mayat yang digantung, Sabtu (25/9) kemarin. Penampakan tersebut beredar luas di media sosial (medsos) dan menghebohkan Kota Herat
Mayat-mayat itu disebut digantung Taliban di keempat sudut kota, karena melakukan kejahatan penculikan. Hal itu dikatakan sebuah sumber di provinsi barat Herat kepada Amaj News.
Taliban sendiri belum memerinci mengenai peristiwa itu. The Associated Press mengutip laporan seorang saksi mata yang mengatakan bahwa Taliban telah menggantung mayat dari sebuah derek di alun-alun utama kota itu pada Sabtu.
Wazir Ahmad Seddiqi, yang menjalankan apotek di sisi alun-alun, mengatakan ada empat mayat yang dibawa ke alun-alun, dan tiga mayat dipindahkan ke alun-alun lainnya untuk dipajang.
Menurutnya, Taliban mengumumkan di alun-alun bahwa keempatnya tertangkap mengambil bagian dalam penculikan dan dibunuh oleh polisi.
Ini mengingatkan apa yang dikatakan Mullah Nooruddin Turabi, salah satu pendiri Taliban dan kepala penegak hukum Islam yang mengatakan kepada media minggu ini bahwa gerakan garis keras akan kembali diberlakukan, seeprti eksekusi dan amputasi tangan.
Sejak Taliban menyerbu Kabul pada 15 Agustus dan menguasai negara itu, warga Afghanistan dan dunia telah mengamati untuk melihat apakah mereka akan menciptakan kembali aturan keras mereka di akhir 1990-an.