Diuber-uber Taliban, LGBT di Afghanistan Disebut Sembunyi dalam Ketakutan dan Kelaparan

Selasa 21-09-2021,04:20 WIB

Kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Afghanistan tengah diburu Taliban. Para LGBT itu dikabarkan bersembunyi dalam ketakutan dan kelaparan, karena kehabisan makanan.

Aktivis di luar Afghanistan mengaku dihubungi ratusan orang LGBT yang meminta tolong untuk dievakuasi agar dapat kabur dari Taliban. Kabar inipun lantas menjadi perhatian masyarakat luas.

"Mereka punya dua daftar nama berisi ratusan nama para anggota LGBT yang meminta bantuan, salah satunya Rabia Balkhi," kata Balkhi salah satu aktivis kepada kepada CNN, dikutip Senin (20/9).

"Situasinya semakin buruk setiap hari. Ketakutan ditangkap menjadi bagian hidup saya sekarang dan saya sangat stres sampai tak bisa tidur," sambungnya,

Dari persembunyiannya itu, Balkhi menerima banyak kabar dari rekan-rekannya dari komunitas LGBTQ. Salah satu dari mereka mengaku diperkosa setelah ditemukan oleh Taliban.

Sejumlah orang LGBTQ lainnya mengatakan kepada CNN bahwa mereka bersembunyi di ruangan sempit atau ruang bawah tanah selama berminggu-minggu. Mereka hanya dapat menatap tembok dan tak hentinya melihat ponselnya, menanti waktu yang tepat untuk kabur.

Beberapa orang lainnya disembunyikan oleh temannya. Mereka masih beruntung karena teman-teman itu membawakan makanan. Namun, ada sejumlah anggota LGBTQ lainnya yang mengaku kepada CNN bahwa mereka terisolasi dan hampir kehabisan pasokan makanan.

Mereka semua merasa ditelantarkan oleh komunitas internasional karena tak ada lagi penerbangan evakuasi setelah Amerika Serikat hengkang dari Afghanistan pada 30 Agustus lalu.

Para anggota komunitas LGBTQ itu mengatakan bahwa mereka sangat butuh bantuan untuk kabur sebelum Taliban datang. Mereka takut karena seorang pejabat Taliban sudah mengatakan, bahwa mereka bakal menerapkan dua hukuman untuk homoseksual, salah satunya rajam.

Namun, seorang juru bicara Taliban mengonfirmasi kepada CNN bahwa kelompoknya belum menentukan langkah mereka terhadap populasi LGBTQ. Menurutnya, kehidupan LGBTQ saja sudah sulit sebelum Taliban berkuasa.

"Pada pemerintahan sebelumnya, LGBTQ di Afghanistan memang sudah mengalami diskriminasi," pungkasnya. (fin/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait