Setelah Sekolah, Giliran Kampus Diperbolehkan Nadiem Makarim Gelar PTM Terbatas

Minggu 12-09-2021,09:00 WIB

Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti) memastikan perguruan tinggi yang berada di zona Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1-3 juga diizinkan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Mendikbudristek, Nadiem Makarim mengatakan, meski perguruan tinggi di zona PPKM level 1-3 diizinkan PTM terbatas, namun terdapat perbedaan dengan PTM terbatas yang digelar di sekolah.

"Diperbolehkan PTM terbatas tapi peraturannya mengkuti dari Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti)," kata Nadiem, di Jakarta, Sabtu (11/9/2021).

Nadiem menjelaskan, salah satu hal yang membuat berbeda antara PTM terbatas di kampus dan sekolah ada pada skala jumlah peserta didik. Kemudian, perbedaan berikutnya ialah mahasiswa bisa berada dari daerah mana saja.

"Skalanya beda ya sekolah SD, SMP, jumlah mahasiswa berbeda, dan interaksi pergerakannya berbeda," terangnya.

Terkait teknis kuliah tatap muka terbatas, Nadiem mengaku sudah sepenuhnya menyerahkan pada Plt. Dirjen Diktiristek, Nizam. Namun yang pasti, ia menegaskan, bahwa perguruan tinggi di zona PPKM level 1-3 boleh menjalankan PTM terbatas.

"Saya bakal turut memantau pelaksanaan PTM terbatas di kampus dan akan melakukan inspeksi ke sejumlah perguruan tinggi," pungkasnya.

Sementara itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memastikan, bahwa persiapan pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) pada September dan Oktober 2021 mencapai 90 persen.

"Persiapan sudah 90 persen, bahkan lebih sudah siap," Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek, Jumeri, di Jakarta, Sabtu (11/9).

Jumeri mengingatkan para siswa, guru dan orang tua tidak perlu khawatir dalam pelaksanaan AN. Sebab, tidak ada persiapan khusus yang mesti dilakukan.

"Guru mengajar dengan baik saja, siswa tidak usah di-drill, tidak usah kursus AN," ujarnya.

Menurut Jumeri, kalaupun hasil AN nanti rendah tidak akan menjadi masalah. Justru data yang murni itulah yang pihaknya butuhkan, terutama di situasi pandemi covid-19.

"Kita ingin baseline-nya murni, benar-benar apa adanya, sehingga tidak ada data yang bias," terangnya.

Namun sebaliknya, lanjut Jumeri, jika sekolah tidak mengisi dengan jujur, maka akan mendatangkan masalah baru. Upaya meningkatkan kemampuan sekolah juga akan terhambat di tahun depan.

"Mending apadanya kita nilai, kita terima apa adanya," pungkasnya. (fin/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait