Dideadline sampai 31 Agustus Tinggalkan Kabul, 10 Marinir AS Tewas Kena Bom Bunuh Diri

Sabtu 28-08-2021,04:45 WIB

Sebanyak 60 warga dan 13 tentara Amerika Serikat dilaporkan tewas akibat serangan dua bom yang diledakan di dekat Bandara Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8) sore waktu setempat.

Tentara AS yang jadi korban tersebut adalah mereka yang tengah bertugas untuk mengevakuasi warga dari Afghanistan setelah Taliban berkuasa. Sementara dari warga sipil tercatat 60 tewas dan 140 lainnya terluka.

"13 tentara AS meninggal karena serangan di Abbey Gate, dan jumlah terakhir yang terluka adalah 18 orang," kata kata juru bicara komando pusat militer AS Kapten Bill Urban seperti dilansir dari CNN, Jumat (27/8).

"Dari 13 korban tewas tersebut, 10 di antaranya adalah Marinir AS yang ikut bertugas di Afghanistan," sambungnya.

Ledakan terjadi di tengah upaya evakuasi di waktu yang terus mendesak. Pasalnya, pihak Taliban hanya memberi batas hingga 31 Agustus mendatang untuk proses evakuasi warga dari Afghanistan.

Ledakan terjadi di gerbang Abbey tempat pasukan Inggris ditempatkan baru-baru ini. Gerbang ini adalah satu dari tiga gerbang yang ditutup menyusul peringatan adanya ancaman teroris.

Sementara Taliban yang kini berkuasa di Afghanistan sudah mewanti-wanti jangan ada perpanjangan. Setelah tenggat waktu terlewati, Taliban melarang warga untuk keluar negara.

Terkait ledakan, ISIS mengaku bertanggung jawab. ISIS Khurasan (ISIS-K) disebut sebagai kelompok yang jadi otak ledakan.

"Pengebom hari ini mampu menembus semua benteng keamanan dan berada dalam jarak lima meter dari pasukan AS sebelum meledakkan sabuk bahan peledaknya," bunyi pernyataan media propaganda ISIS, Amaq, yang diterjemahkan lembaga pemantau gerakan ekstremisme, SITE.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ledakan itu disebabkan oleh pengebom bunuh diri. Gedung Putih memastikan bahwa Presiden Joe Biden telah diberitahu soal perkembangan itu.

"Kami tak akan memaafkan, kami tak akan lupa. Kami akan memburu dan membuat para pelaku bertanggung jawab," kata Presiden AS Joe Biden.

Tags :
Kategori :

Terkait