Penembakan terhadap seorang pemimpin redaksi (pemred) media online, Mara Salem Harahap ternyata diotaki mantan cawalkot Siandar saat Pilkada 2015 lalu, Sujito.
Sujita kesal karena Marsal (sapaan Mara Salem Harahap) kerap memberitakan Ferari Bar & Resto yang diduga menjadi tempat peredaran narkoba. Sujito lalu menyuruh oknum TNI berinsial A atau H untuk menghabisi nyawa Marsal.
“Karena pemberitaan tersebut, S menyuruh Y selaku humas Ferari Bar & Resto untuk memberikan ‘pelajaran’ kepada korban,” ungkap Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra di Mako Brimob Pematangsiantar, Kamis (24/6).
Y lantar melakukan pertemuan dengan oknum TNI berinisial A atau H di kediaman Sujito di Jalan Seram Bawah Kelurahan Banten Kecamatan Siantar Barat, Mei lalu.
Dalam pertemuan itu, Sujito mengeluhkan Marsal yang kerap memberitakan diskotik miliknya. “Kalau begini orangnya, cocoknya dibedil, ditembak,” ujar Sujito kepada Y dan A ketika itu dituturkan Irjen Panca.
Permintaan itu lantas ditindaklanjuti dengan menyusun rencana untuk menghabisi Marsal. “Maka direncanakan tindakan untuk memberi pelajaran (kepada korban),” terang Panca.
Sebelum melakukan eksekusi, Y dan A lebih dulu bertemu di salah satu hotel di Pematang Siantar, Jumat (18/6), sekitar pukul 14.30 WIB. “A menjemput Y di Jalan Vihara Kota Pematang Siantar dengan mengendarai mobil Kijang Innova menuju kedai tuak di Jalan Rindung,” tutur Panca.
Di warung itu, keduanya menunggu kedatangan Marsal yang biasa mampir sepulang dari kantor. Marsal datang setelah keduanya dua jam menunggu.
Kepada penyidik, pelaku mengaku usai dari warung tersebut, Marsal pergi ke salah satu hotel di Pematang Siantar. Sementara A dan Y menuju ke kediaman Marsal sekitar pukul 23.00 WIB, tetapi Marsal tak ada di rumah.
Saat memutuskan pulang, keduanya berpapasan dengan mobil Marsal dan langsung memutuskan membuntuti dari belakang. “Setelah bertemu dengan mobil korban, tersangka Y kemudian mengejar dan mendahului, sampai ke TKP,” papar Panca.
Kemudian di lokasi dengan jalan yang rusak dan menanjak, dimanfaatkan pelaku. Saat itu A langsung melepaskan tembakan ke arah Marsal.
“Tembakan itu mengenai paha atas sebelah kiri, dan peluru pecah menjadi tiga bagian,” ujarnya.
Akibat pecahan peluru tersebut, pembuluh arteri Marsal pecah yang mengakibatkan pendarahan parah. Saat ditemukan, Marsal masih dalam kondisi hidup namun akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit. (pojoksatu/zul)