Hari Purwanto (40), pelaku mutilasi terhadap Rahmah (34), mengakui terus terang dan menceritakan detik-detik dia menghabisi nyawa ibu dua anak itu.
Kepada penyidik, Hadi mengaku, kali pertama bertemu korban di Pasar Sudimampir, Selasa (1/6) malam. Saat bertemu itulah disepakati kencan singkat keduanya dengan tarif Rp300 ribu.
Sebelum berhubungan badan, korban meminta tambahan tarif menjadi Rp500 ribu. Hadi pun menyepakatinya dan akhirnya melakukan hubungan badan dengan korban,
hanya saja, korban kembali meminta tambahan Rp500 ribu. Namun permintaan korban tak digubris oleh Hadi.
Merasa tak dihiraukan, korban kembali membujuk Hadi untuk membelikan susu, popok, dan kebutuhan anak-anaknya. Keinginan korban diiyakan Hadi yang kemudian menuju ke sebuah minimarket tak jauh dari losmen tersebut.
Semua barang belanjaan itu kemudian dititipkan ke losmen tempat keduanya melakukan hubungan badan. Hadi yang kehabisan uang lantas minta tolong kepada korban untuk diantarkan pulang dengan menggunakan sepeda motornya.
Permintaan tersebut dipenuhi korban. Syaratnya, Hadi kembali memberikan uang sebesar Rp500 ribu.
Alih-alih minta antar pulang ke rumah, pelaku malah membawa korban ke rumah kosong yang merupakan lokasi kejadian.
“Di situ korban diminta masuk ke dalam rumah kosong itu untuk mengambil uang,” tutur Kapolresta Banjarmasin, Kombes Rachmat Hendrawan, Kamis (3/6).
Hadi kemudian menggiring korban untuk masuk ke dalam salah satu kamar.
Di kamar itulah, Hadi yang kesal karena terus-terusan diminta uang tambah langsung menggorok leher Rahmah dari belakang.
Hadi menggorok Rahmah dengan menggunakan gunting yang dimodifikasi menjadi serupa belati.
“Saat itu korban sempat teriak “tolong, sakit sayang, jangan”. Suara itu yang didengar oleh saksi di sekitar rumah kosong,” terangnya.
Yang cukup sadis adalah, dengan belati modifikasi itu, Hadi tidak membutuhkan waktu lama sampai dengan leher korban benar-benar lepas dari badan.
“Menurut pelaku hanya sekitar tiga menit saja,” ungkapnya. (ruh/pojoksatu)