Kapal Selam KRI Nanggala-402 Kecelakaan Bukan Meledak, Kalau Lewati 500 Meter Begini Kondisinya

Rabu 19-05-2021,07:40 WIB

Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di kedalaman 839 meter terjadi akibat kecelakaan, bukan meledak. Hingga saat ini belum ditemukan adanya pecahan-pecahan yang muncul ke permukaan laut.

"Apabila KRI Nanggala meledak, pasti barang-barang dalam kapal akan berhamburan mengambang di atas permukaan laut. Ini tidak ada," kata Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II Laksda TNI Iwan Isnurwanto melalui keterangannya, Selasa (18/5).

Selain itu, jika ada suara ledakan, kapal-kapal yang melakukan kegiatan operasi laut pasti monitor. "Kalau meledak kapal-kapal yang mempunyai kemampuan sonar tentu akan mendengar," imbuhnya.

Seperti diketahui, pada 25 April lalu, seluruh awak KRI Nanggala-402 sebanyak 53 prajurit telah gugur di perairan utara Bali. Kapal ini hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan terpedo.

Iwan menjelaskan diduga kuat KRI Nanggala-402 mengalami kecelakaan. Soal kemungkinan yang dialami KRI Nanggala-402 saat tenggelam, Iwan mengatakan, kapal selam akan mengalami perubahan bentuk jika melewati batas kedalaman yang diizinkan.

"Kapal selam di dunia itu maksimum 500 meter untuk posisi yang tak diizinkan untuk menyelam lagi. Jadi kalau lebih dari 500 meter, maka kapal selam akan mengalami deformasi. Kalau botol minuman mengalami deformasi, maka bentuknya langsung mengkerut," urainya.

Kondisi tersebut kapal selam akan terus tenggelam dengan kecepatan cukup tinggi. Terlebih, kapal selam memiliki bobot lebih dari 1.300 ton.

"Ingat, beratnya 1.300 ton. Kalau diisi penuh dengan air dan lain-lain, katakan sudah menyelam, itu kurang lebih 1.450 ton. Dengan kecepatan yang ada, bisa 10 meter per detik kecepatannya. Setelah 300-400 meter, akan mengalami deformasi bentuk. Sudah kecepatan tinggi, deformasi, kena dasar laut, maka akan terjadi pecah," tuturnya.

Proses evakuasi sail section (anjungan) dan stern section (buritan) KRI Nanggala-402 masih terus diupayakan. Proses evakuasi dibantu 3 kapal milik China. Yakni Ocean Salvage and Rescue Yongxingdao-863, Ocean Tug Nantuo-185, dan Scientific Salvage Tan Suo 2.

Dia telah melaporkan kepada pimpinan TNI AL terkait proses evakuasi ini. Pada akhir Mei mendatang, tindak lanjut proses evakuasi KRI Nanggala-402 akan dibahas kembali. (rh/zul/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait