Usai videonya yang membacakan puisi di gereja viral, publik sempat heboh membicarakan Miftah Maulana Habiburahman atau Gus Miftah yang memberikan ceramah di Gereja Bethel Indonesia (GBI).
Bahkan ada yang mengatakan Gus Miftah kafir karena sudah melakukannya.
Namun, pegiat media sosial Denny Siregar memberikan pendapat berbeda tentang larangan umat Islam masuk ke gereja.
Denny Siregar menganggap hal biasa dan tidak ada masalah soal muslim masuk ke gereja. Dia bilang bahwa dia sering diundang mengisi acara di sana.
“Saya dulu sering banget diundang ke gereja. Dan oke-oke saja, gada masalah. Bahkan iman saya juga gak berubah. Pihak pengundang tahu saya beragama Islam. Tapi mereka juga asik-asik aja. Justru ketika diundang itulah saya menyampaikan misi persahabatan saya,” ujar Denny Siregar di media sosialnya, dikutip Kamis (6/5).
Denny Siregar mengatakan bahwa penting untuk menghadiri undangan dari pihak gereja. Dengan demikian ada terjalin persahabatan antara umat beragama.
“Apakah begitu penting saya harus memenuhi undangan pihak gereja? Sangat penting. Karena saya tidak ingin ada kesalahpahaman antar umat beragama hanya karena ulah segelintir manusia,” katanya dikutip dari Fin.
“Dengan bersahabat itulah kita melindungi banyak umat muslim di daerah yang mereka minoritas, supaya tidak terjadi gesekan yang dilakukan oknum-oknum beragama Islam di daerah lain, hanya karena mereka merasa mayoritas,” sambungnya.
Dia mengatakan bahwa bersahabat antarumat berbeda agama itu penting. Begitu juga yang berbeda suku dan ras. Lebih lanjut Denny Siregar mengajak ummat Islam agar tidak takut mengunjungi rumah-rumah ibadah agama lain.
“Sekali sekalilah datang ke gereja, vihara, kelenteng ataupun rumah ibadah agama yang berbeda lainnya. Di sana kalian akan melihat kebesaran Tuhan yang menciptakan manusia dengan perbedaannya dan kita diperintahkan untuk belajar dari itu semua,” cetusnya.
Sebelumnya, dilansir dari kanal YouTube Ustadz Lovers, Ustaz Abdul Somad (UAS) menjelaskan larangan dalam Islam masuk ke dalam rumah ibadah orang lain. Atau bahkan sampai ikut melakukan ritual peribadatan meskipun hati menolak.
“Haram hukumnya masuk ke rumah ibadah orang lain. Haram! Karena Nabi tak mau masuk ke dalam tempat ibadah, jika di dalam itu ada patung berhala,” kata Ustaz Abdul Somad dikutip FIN, Senin (3/5).
UAS mengatakan, di dalam mazhab Syafii, masuk ke dalam rumah ibadah agama lain yang ada patung berhalanya, hukumnya haram.
“Maka dalam Islam, mazhab Syafii mengharamkan masuk ke dalam rumah ibadah yang di dalamnya ada berhala,” jelas UAS.
UAS bilang, agama Islam telah sempurna. Tidak perlu diajarkan bagaimana hubungan interaksi sosial dengan agama lain. UAS menilai saat ini banyak yang salah memaknai arti toleransi itu sendiri.
“Tapi kalau masalah ibadah, ritual, tak ada tawar menawar: bagimu agamamu, bagiku agamaku. Ini sekarang banyak yang kebablasan, mana toleransi, mana telur asin. Jangan karena toleransi mengorbankan akidah,” papar UAS. (fin/fajar/ima)