Nani Aprilliani Nurjaman (25) awalnya mentargetkan Aiptu Tomy, anggota Polresta Yogyakarta, yang akan mengkonsumsi sate yang dikirimkannya. Polisi pun mengungkap hubungan pengirim sate sianida dengan personel polisi itu.
Hingga kini Aiptu Tomy tak kunjung dipanggil penyidik. Aiptu Tomy disebut mengaku sebagai pelanggan Nani Aprilliani Nurjaman di salonnya selama ini.
Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi mengatakan pihaknya belum meminta keterangan terhadap Tomy secara langsung di Polres Bantul. Namun dari hasil permintaan keterangan secara lisan, AKP Ngadi menyebut Tomy mengaku sebagai pelanggan tetap di salon tempat Nani bekerja.
“Hubungannya sebatas itu sebagai pelanggannya seperti itu. Tapi nanti kita pastikan lagi untuk detailnya,” kata Ngadi saat ditemui di Polres Bantul, Rabu (5/5).
Terkait dengan pemanggilan Tomy untuk dimintai keterangan, Ngadi mengaku, belum melakukannya secara langsung. Ngadi juga menyebut adanya kemungkinan polisi akan meminta keterangan kepada istri Tomy.
“Kemungkinan itu (memanggil istri Tomy) bisa saja,” katanya.
Sebelumnya, polisi menyebut telah memeriksa 5-6 saksi terkait penanganan kasus sate sianida yang menewaskan seorang bocah di Bantul. Namun polisi belum mau mengungkapkan siapa saja saksi-saksi tersebut.
Untuk diketahui, Nani ditangkap polisi gegara meracik dan mengirim sate sianida yang menewaskan seorang bocah anak driver ojek online (ojol) di Bantul.
Paket sate beracun itu sebenarnya dikirim Nani untuk Tomy. Nani menitipkan sate sianida itu lewat driver ojol, Bandiman (47), tanpa melalui aplikasi.
Namun orang yang berada di rumah Tomy saat itu menolak menerima paket makanan tersebut, karena merasa tak mengenali pengirimnya.
Makanan itu kemudian diberikan ke Bandiman. Bandiman yang tak curiga membawa pulang sate beracun itu dan menyantapnya bersama keluarga di rumah.
Namun, tak lama kemudian, istri dan anak keduanya yang bernama Naba Faiz Prasetya (10) mengalami gejala keracunan. Setelah dilarikan ke rumah sakit, nyawa Naba tak tertolong.
Belakangan Nani mengaku ada sosok R yang mengajurkannya mencampurkan sianida ke makanan. Kala itu, menurut R, sianida yang dicampur dengan sate hanya menyebabkan diare dan muntah. Kini polisi pun memburu R.
Namun, karena ponsel R belum juga aktif, keberadaannya masih misterius. (pojoksatu/zul)