Berita kabar miring yang menyebut KRI Nanggala sudah tua dan tidak siap berlayar beredar setelah kapal selam tersebut dinyatakan hilang.
Namun, Mantan Kepala Kamar Mesin (KKM) KRI Nanggala-402 buka suara soal kondisi KRI Nanggala. Dia membantah kabar miring tersebut.
“Terus terang saya sakit hati di televisi disiarkan kok aneh-aneh itu tidak sesuai. Padahal kapal selam ini mau berlayar harus siap,” tegas Mantan Kepala KKM KRI Nanggala-402 Laksamana TNI (Purn) Frans Wuwung, Jumat (23/4).
“Begini, ada pernyataan yang menyatakan kemungkinan kapal ini sudah tua. Terus pemeliharaannya mungkin kurang. Nah itu yang saya jengkel,” katanya.
Frans mengatakan sebelum menyelam, kapal dan seluruh kru harus dipastikan perfect.
“Saya beritahukan, kapal selam itu sebelum dia berlayar, itu dia harus siap secara teknis dan kemampuan anak buah siap untuk mengoperasikan kapal itu,” ungkap Frans.
Sebelum menyelam, kata Frans, kapal selam juga mengikuti empat tahapan latihan. Frans mengatakan kapal selam hilang kontak saat tengah melakukan latihan keempat.
“Di AL ada istilahnya latihan 1 sampai 4. Latihan 1 bagaimana mengecek peralatannya, bagaimana anak buah mengoperasikan peralatannya. Nah L4 itu yang akan dilaksanakan oleh KRI Nanggala ini latihan penembakan torpedo itu L4. Nah kalau mau masuk L4, apa lagi sudah berlayar ke sana, itu sudah melewati L1, L2 sampai L3,” jelas Frans seperti dilansir dari detikcom.
“Berarti perawatan di kapal semua perfect dan anak buah siap mengawali peralatannya,” tegasnya.
Di kesempatan yang sama, Frans menyebut dirinya sangat paham terkait KRI Nanggala-402. Bahkan, Frans pernah ke Jerman untuk mempelajari langsung kapal selam tersebut dari produsen.
“Saya di situ sebagai KKM, Kepala Kamar Mesinnya, sekitar tahun 1980-an. Waktu itu saya sebenarnya di KRI Cakra, membawa pulang KRI Cakra tahun 1981. Beberapa tahun di Indonesia saya pindah ke Nanggala jadi KKM sekitar tahun 1983-1984,” katanya.
“Saya cukup dikenal di KRI Nanggala, adik-adik saya kenal betul sama saya. Kalau soal kapal selam saya tahu karena saya belajar langsung dari Jerman sana. Saya tahu banyak bagaimana menyiapkan kapal itu,” pungkas Frans. (pojoksatu/fajar/ima)