Penangkapan terhadap Imam Muda merupakan sebuah kekeliruan dari aparat kepolisian. Sebab, pemilik nama asli Muchsin Kamal ini dianggap tidak tahu menahu soal senjata itu akan digunakan untuk menyerang Mabes Polri.
Aparat kepolisian diketahui menangkap Muchsin Kamal alias Imam Muda pada Kamis (1/4) lalu, tepatnya sehari setelah penyerangan ke Mabes Polri. Imam Muda disebut sebagai penjual airsoft gun Zakiah Aini, teroris yang menyerang Mabes Polri.
Menurut Pengamat Terorisme Al Chaidar, selama ini Muchsin dikenal sebagai seorang pebisnis di bidang perkebunan sawit, dagang airsoft gun, jual beli bedil angin, dan perkebunan alpukat.
Selain itu, Al Chaidar menegaskan, Muchsin dikenal sebagai sosok yang anti terhadap Islamic State of Iraq and Syam (ISIS).
“Bagi kawan-kawannya eks Jalin 2010 (pelatihan teroris di Bukit Jalin, Aceh Besar) yang sangat mengenalnya, Muchsin Kamal sangat anti terhadap ISIS dan membawa pemahaman yang sangat moderat setelah keluar dari penjara,” jelas Al Chaidar dikutip dari JawaPos.com, Minggu (4/4).
Dia menyebut, pelatihan teroris itu terjadi pada tahun 2010. Jauh dari hari sebelum lahirnya ISIS pada 2013. Muchsin Kamal dan beberapa eks napi teroris Bukit Jalin sangat anti dengan ISIS dan ideologi Takfiri yang sering mengkafirkan sesama muslim serta memiliki sentimen etno-rasisme dan Christophobia yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya.
“Secara ideologi Muchsin sangat anti-ISIS dan antiideologi Takfiri (menuduh muslim yang lain),” ujarnya.
Saat ini, kata Chaidar, Muchsin sedang membuka lahan 10 hektare kebun alpukat di Beureunuen dan mempekerjakan mantan kombatan etno-nasionalis yang sedang dalam status pengangguran dengan banyak acara. Kini bahkan Muchsin Kamal sedang dalam proses menggarap puluhan hektare kebun alpukat di Sare, Aceh Besar.
“Semua rekannya termasuk saya berharap bahwa ada pertimbangan khusus dari polisi agar tak menjadikannya sebagai tersangka dalam kasus yang tak dinyana sedikitpun,” tegas dia. (jpg/fajar/ima)