Tim Densus 88 Anti Teror Polri tengah menyelidiki keterkaitan empat terduga teroris yang ditangkap di Jakarta dan Kabupaten Bekasi dengan ormas terlarang Front Pembela Islam (FPI). Temuan-temuan di tempat kejadian perkara (TKP) terus didalami Polri.
"Saya katakan korelasi antara ormas terlarang apakah memang mereka tersangkut ini masih dilakukan pendalaman oleh tim penyidik Densus 88," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Selasa (30/3).
Dijelaskannya, penyelidikan dugaan keterlibatan FPI dengan empat terduga teroris tersebut didasarkan atas penemuan sejumlah atribut FPI. Atribut FPI ditemukan dalam penangkapan terduga teroris berinisial HH (56) di Condet, Jakarta Timur.
"Yang ditanyakan apakah ada korelasinya dengan salah satu ormas terlarang yang sudah dinyatakan oleh pemerintah? Korelasinya seperti itu, ini memang ada beberapa kita temukan barang bukti di situ," katanya.
Selain itu, Yusri juga membahas perihal beredarnya foto yang diduga terduga teroris inisial HH mendatangi sidang Habib Rizieq Shihab di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Bahkan pihaknya juga menerima sejumlah foto HH dalam sejumlah kegiatan FPI, namun semua hal itu didalami oleh Densus 88.
"Ada teman-teman yang kirim ke kami foto HH dan ZA ada pada saat sidang dan beberapa kegiatan ormas terlarang itu (FPI). Ini masih kami dalami," katanya.
Meski demikian, perwira menengah polisi tersebut mengatakan masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan dalam kasus ini.
"Kami dalami korelasinya apakah benar ada keterkaitan mereka semuanya. Ini masih terlalu pagi sekali untuk kita bisa menentukan ini jaringan mana karena memang ini masih dilakukan pemeriksaan," ujarnya.
Tak hanya itu, Yusri juga membeberkan peran HH dalam aksi terorisme. HH diketahui sebagai motivator, fasilitator, dan penyandang dana.
"Dia yang mengatur semuanya, yang merencanakan baik itu berapa kali pertemuan di rumahnya, baik membuat cara membuat bom, dan membiayai pembelian bahan-bahan untuk pembuatan bom. Dan juga menyiapkan cara membuat bom," katanya.
Yusri menerangkan HH dan istrinya ditangkap di sebuah showroom motor, Jalan Raya Condet, Jakarta Timur, Senin (29/3) kemarin. Namun, istrinya hanya berstatus saksi. "Statusnya saksi, sudah dipulangkan," ucap.
Saat melakukan penggeledahan, Tim Densus 88 Antiteror menemukan sekitar 2 kilogram Triaseton Triperoksida atau disingkat TATP yang menjadi bahan utama dalam membuat bom. "Nanti bahan baku itu tinggal dimasukan ke dalam pipa. Nah di situ ada 2 kilogram," ucapnya. (gw/zul/fin)