Tim Inafis dan Puslabfor Polri dikerahkan untuk mencari penyebab meledak dan terbakarnya kilang minyak RU VI PT Pertamina Balongan, Indramayu, Jawa Barat.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri telah diturunkan.
"Iya, untuk "back-up" Inafis Polda," kata Argo, Senin (29/3).
Selain itu, personel Kepolisian dan TNI juga dikerahkan untuk melakukan pengamanan di lokasi kejadian untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sekaligus membantu mengevakuasi warga, mengingat, kobaran api yang hingga kini masih terjadi.
Petugas juga melakukan pemblokiran atau penutupan ruas jalan menuju lokasi sekitar lokasi kilang minyak Pertamina Balongan untuk mengantisipasi kejadian susulan.
Terpisah, Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Ahmad Dofiri mengatakan ada laporan mengenai indikasi kebocoran pada pipa tangki minyak yang terbakar. "Kami mendapatkan informasi tadi bahwa ada rembesan atau kebocoran di pipa tangki yang terbakar," katanya.
Kebocoran tersebut diduga memicu terbakarnya tangki minyak di kilang minyak RU VI Balongan. "Saya kira akibatnya itu, tetapi ini informasi awal, karena semalam itu ada petir yang cukup besar juga. Namun ini informasi awal, selebihnya nanti," katanya.
Kilang minyak RU VI Pertamina Balongan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat meledak dan terbakar hebat pada pukul 00.20 WIB Senin dini hari. Data yang dihimpun di lapangan, dikabarkan ada 5 orang mengalami luka berat dan 15 orang luka ringan.
Pemerintah Kabupaten Indramayu juga mencatat ada sekitar 200 warga mengungsi ke Pendopo Kabupaten Indramayu, 400 warga di Islamic Center Indramayu, dan 350 warga di GOR Perumahan Bumi Patra.
Kilang minyak RU VI Balongan merupakan salah satu kilang minyak terbesar dari 7 kilang yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero). Kilang minyak RU VI Balongan dibangun pada 1 September 1990 dan mulai beroperasi tahun 1994 hingga kini.
Kilang minyak RU VI Balongan tergolong kilang terbaru menerapkan teknologi, memiliki kapasitas produksi 125 ribu barel per hari (bph) Mengolah minyak mentah dari Duri dan Dumai Provinsi Riau, menjadi produk minyak seperti Pertamax, Solar dan lainnya. (gw/zul/fin)