Para kepala daerah tidak boleh saling bersaing dan harus memahami porsinya masing-masing. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat awak media menyinggung kisruh antara wali kota dan wakil wali Kota Tegal, akhir-akhir ini.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh bupati dan wali kota yang baru dilantik rukun dengan wakilnya masing-masing.
Ganjar berharap, kepala daerah yang baru saja dilantik bisa saling mendukung dan bekerjasama memajukan daerahnya masing-masing.
"Itu (kerukunan) butuh komunikasi, butuh keterbukaan dan butuh pemahaman tentang konstitusi dan undang-undang. Semua harus tahu perannya masing-masing, maka nggak ada serobot-serobotan antara kepala daerah dan wakilnya. Nantinya kan keputusan tertinggi ada di kepala daerah," kata Ganjar usai melantik 17 kepala daerah hasil pilkada serentak 2020 di Gradhika Bhakti Praja, Jumat (26/2).
Ganjar mengingatkan, jika memang di antara kepala daerah ada agenda kontestasi politik, maka ia meminta hal itu diselesaikan lima tahunan. Artinya, antara kepala daerah dan wakilnya boleh saling melawan, tapi saat kontestasi berlangsung.
"Kalau ada agenda kontestasi lebih baik selesaikan lima tahunan. Dilawan saja boleh, tapi lima tahunan. Jangan di tengah tahunan, nanti yang rugi rakyat," tegasnya.
Masing-masing kepala daerah, lanjut Ganjar diminta memiliki pemahaman dan kebesaran jiwa. Dirinya mengistilahkan, semua kepala daerah harus jembar dadane dhowo ususe (lebar dadanya dan panjang ususnya).
"Jadi mesti sabar, dikritik ya saya tahu perannya apa. Mesti ono ngempete (ada menahan diri) juga. Jangan sama-sama merasa sama, saling bersaing dan hebat-hebatan," tegasnya.
Atau, lanjut Ganjar, ada salah satu kepala daerah yang merasa nomor satu, kemudian bertindak semaunya sendiri. Tidak boleh para pemimpin daerah di Jateng saling jegal saat masih sama-sama memimpin.
"Jangan bersaing, hebat-hebatan. Atau kemudian yang merasa nomor satu iki nggonku kabeh (ini punya saya semua), tak pek dhewe sak seneng-senengku (saya miliki sendiri sesuka saya), ya nggak bisa. Nggak boleh itu, semua ada porsinya masing-masing," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, hubungan Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dengan Wakil Wali Kota Tegal Muhammad Jumadi dikabarkan retak. Bahkan, wakil wali Kota Tegal dikabarkan tidak pernah masuk ke kantor selama beberapa hari dengan alasan sopir serta ajudan pribadinya ditarik dari rumah dinasnya. (*/ima)