Pemerintah Kota Tegal didorong segera mewujudkan laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR). Sehingga pendeteksian virus Covid-19 tidak tergantung pemeriksaan di Semarang.
Wakil Ketua Fraksi PKS Bayu Arie Sasongko mengatakan, pemkot sudah menetapkan perda sebagai acuan pemerintah Kota Tegal dalam penanganan Covid-19. Namun, kunci penanganan ada pada upaya membangun kesadaran semua pihak untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
"Karenanya, kami berharap ada langkah yang luar biasa dalam penanganan Covid-19. Sehingga berdampak pada bertambahnya pasien yang sembuh," katanya saat mengikuti webinar dengan tema Ancaman Covid-19 Klaster Tahun Baru belum lama ini.
Menurut Bayu, dirinya kerap menerima banyak aduan dari masyarakat. Utamanya, terbatasnya jumlah ruang perawatan di rumah sakit, belum adanya laboratorim PCR dan kurangnya ruang ICU.
"Kami meminta rencana pemkot untuk pengadaan laboratorium PCR perlu segera diwujudkan, agar tidak tergantung pada hasil laboratorium di Semarang,” katanya.
Ketua Fraksi PKS Amirudin LC mengatakan, webinar yang digelar merupakan rangkaian kegiatan Pra Musda V PKS Kota Tegal. Musda sendiri rencananya digelar serentak pada 27-28 Desember 2020.
"Selain sebagai sarana sosialisasi hasil munas dan memeriahkan musda, kegiatan ini ikhtiar PKS dalam menjembatani antara publik dengan eksekutif,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Tegal Muhammad Jumadi mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih terus berjuang untuk menekan penyebaran Covid-19. Karenanya, perlu ada sinergi dan kolaborasi dengan semua pihak.
“Perjuangan kita menghadapi pandemi ini belum berakhir. Dalam penanganannya perlu cara-cara luar biasa. Perlu sinergi dan kolaborasi dengan semua pihak," ujar Jumadi. (muj/ima)