Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Ad Interim Syahrul Yasin Limpo ikut memanen ikan lele bersama petani ikan di Desa Kaligelang Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang, Senin (7/12) siang. Panen lele kali ini merupakan hasil budidaya dari sistem bioflok yang dikembangkan kelompok tani setempat.
Syahrul Yasin menilai, pengembangan lele sistem bioflok di Pemalang cukup bagus. Dan diharapkan bisa menjadi percontohan untuk dikembangkan masyarakat luas, tidak hanya di Jawa Tengah saja.
Bioflok diketahui merupakan budidaya lele yang biasanya menggunakan kolam bulat dari terpal dan dianggap dapat menghemat pakan maupun tempat. Di lokasi itu, ada sekitar 36 kolam bioflok budidaya ikan lele.
"Saya melihat hari ini, pengembangan lele yang cukup bagus. Saya kira bisa jadi percontohan untuk masyarakat agar bisa menerapkannya di tempat masing-masing, tidak hanya di Jawa Tengah saja," katanya.
Untuk mendukung itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kemudian memberikan bantuan kepada sejumlah kelompok tani ikan yang ada di Pemalang. Masing-masing bantuan antara lain sembilan paket bioflok, dua paket rehabilitasi saluran tambak, 4,8 ton pakan ikan mandiri, 183 ribu ekor benih ikan bandeng, dan 100 ribu ekor benih ikan lele.
"Kami memastikan semua program di KKP baik yang masih dalam konsepsi maupun implementasi sepenuhnya tetap berjalan," tambahnya.
Wakil Ketua Kelompok Tani Ikan Lele Mutiara Desa Kaligelang Sudiyanto mengatakan, pertama kali menerapkan budidaya lele bioflok sejak 2015. Untuk satu kolamnya yang berdiameter tiga meter tersebut mampu menampung 3000 ekor ikan, dan dipanen setiap tiga bulan sekali.
Dia menyebut, keuntungan dengan sistem ini, selain mudah perawatan, juga bisa menghemat pakan pabrikan hingga 30 persen. Sebab pengolahan kotoran ikan lele dari sistem bioflok ini menurutnya bisa menjadi pupuk pengganti pakan hingga 30 persen. (sul/ima)