Hujan deras yang mengguyur wilayah Brebes selatan, Selasa (1/12) lalu mengakibatkan sebuah jembatan penghubung dua kecamatan (Bantarkawung dan Bumiayu) putus. Untuk menyeberang, masyarakat memanfaatkan perahu penyeberangan yang berada di sekitar jembatan.
Camat Bantarkawung Eko Supriyanto mengatakan, hingga saat ini belum ada penanganan khusus untuk jembatan yang rusak akibat diterjang banjir. Bahkan, untuk memperbaikinya butuh anggaran besar, dan kemungkinan pihaknya akan mengusulkan perbaikan di tahun depan.
"Butuh anggaran besar untuk memperbaiki jembatan yang putus. Kemungkinan tahun depan baru akan kita usulkan. Sementara penyeberangan saat ini menggunakan perahu," ujarnya, Senin (7/12).
Meski demikian, pihaknya tetap mewanti-wanti kepada masyarakat yang melakukan penyeberangan dengan menggunakan perahu. Apalagi, saat ini intensitas curah hujan masih tinggi, sehingga debit air sewaktu-waktu bisa meningkat.
"Tetap kita mengimbau kepada masyarakat yang menyeberang menggunakan perahu untuk selalu waspada. Sebab, debit air Sungai Pemali bisa sewaktu-waktu meningkat," ucapnya.
Diketahui, jembatan tersebut menghubungkan antara Desa Bhangbayang Kecamatan Bantarkawung dan Desa Kalinusu Kecamatan Bumiayu. Jembatan yang rusak tersebut merupakan akses alternatif masyarakat Bhangbayang menuju Kalinusu. Begitu juga sebaliknya.
"Jembatan itu merupakan akses pertanian dan jalan pintas masyarakat Bangbayang (Bantarkawung) ke Kalinusu (Bumiayu)," terangnya.
Dijelasnya, rusaknya jembatan tersebut membuat warga Bhangbayang yang menuju Kalinusu (begitu juga sebaliknya) harus memutar lagi lewat Jalan Raya Bantarkawung-Bumiayu. Hal itu membutuhkan waktu dan jarak yang cukup lama.
"Kalau ada jembatan ini, masyarakat di dua desa tersebut lebih cepat aksesnya. Kalau rusak seperti ini masyarakat harus memutar arah ke Jalan Bantarkawung-Bumiayu," jelasnya. (ded/ima)