Direktur Eksekutif Indobarometer M. Qodari saat menjadi narasumber dalam talkshow yang digelar salah satu stasiun televisi swasta menyebut dua nama elite Gerindra yang cocok menduduki jabatan Menteri KKP.
Mereka adalah Fadli Zon dan Sandiaga Uno. Namun, ia memprediksi, sosok Sandiaga lebih condong dipilih Presiden Jokowi.
“Saya berani menyebut nama Sandiaga Uno, karena Sandiaga ini orang sudah telanjur amat sangat kaya, bahkan salah satu konglomerat di Indonesia,” ujar Qodari, akhir pekan lalu.
Lantas bagaimana tanggapan Sandiaga Uno?
Dikutip dari fajar.co.id, mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu tidak ingin berpolemik terlalu jauh terkait siapa sosok pengganti Edhy Prabowo di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sandi mengatakan, hal tersebut merupakan hak prerogatif Presiden sebagai pemimpin tertinggi pemerintahan.
“Sebaiknya sekarang kita tidak berpolemik siapa penggantinya tapi memberikan keputusan itu kepada presiden,” kata Sandi di Makassar, Minggu (29/11).
Pertanyaannya, jika negara memanggil Sandi untuk menduduki jabatan tersebut, bagaimana kesiapan Sandi? Secara lugas ia mengaku tak ingin berandai-berandai dengan pendapat tersebut.
Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu saat ini hanya ingin fokus di luar pemerintahan.
“Saya tidak ingin berandai-andai, saya sekarang fokus di luar pemerintahan. Saya tidak ingin berbicara di luar domain saya,” tegasnya.
Terkait dengan kasus yang menjerat Edhy Prabowo, Sandi sebagai sahabat dan sesama kader Gerindra mengaku prihatin dan menjadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran berharga, khususnya bagi penyelenggara negara.
“Tentu saya prihatin dengan apa yang menimpa sahabat saya, Edhy Prabowo. Ini menjadi pembelajaran untuk kita semua,” ucapnya.
Menurut Sandi, sektor kelautan dan perikanan butuh pendekatan khusus untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya serta memberdayakan para nelayan kecil.
“Sektor kelautan dan perikanan harus menjadi sektor lokomotif untuk memulihkan dan membangkitkan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.
Diketahui, sejak resmi ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Edhy Prabowo menyatakan mundur dari jabatannya sebagai menteri KKP dan wakil ketua umum Partai Gerindra.