Kalau pembentukan SWF itu sukses maka kelihatannya itulah jalan menuju penurunan utang luar negeri. Ke depan tidak perlu lagi mencari utang untuk membiayai proyek besar. Hanya saja kita masih harus cari utang untuk membayar utang –dan bunganya.
Maka SWF juga berarti kendaraan untuk menuju APBN tanpa defisit.
Berarti postur APBN kita nanti tidak akan sebesar yang ada sekarang. Tapi lebih fokus untuk bayar utang, gaji pegawai, dan pengentasan kemiskinan.
Memang masih banyak bahan diskusi. Misalnya apakah pihak asing yang menaruh uang di SWF-nya Indonesia itu dijanjikan mendapat ''bunga'' pasti. Yang dijamin oleh SWF plus pemerintah. Atau tingkat laba mereka mengikuti naik-turunnya laba proyek yang dibiayai.
Yang juga menarik adalah dampak ikutannya: proyek apa saja yang tendernya harus internasional. Dan perusahaan mana saja di pihak kita yang siap terjun di arena tender internasional itu.
Kalau soal besarnya ''laba proyek'' saya optimistis akan sangat baik. Apalagi proyek-proyek SWF itu nanti harusnya bersih dari sosok-menyogok. Biaya proyeknya pasti lebih murah. Mestinya juga lebih murah, pun setelah dihitung naiknya biaya-biaya konsultan dan pengawas asing di segala tingkatan itu.
Rasanya ini memang dunia baru yang akan kita masuki. Dengan segala konsekuensinya. (*)